Page 99 - Alohomora - Smandel XII IPS 1
P. 99

Bagaimanapun,  ia  tetap  harus  melanjutkan  masa  sekolahnya,  meski
           bukan  di  sekolah  yang  telah  lama  jadi  impiannya.  Bahkan  Lisa,  di  hari
           pertamanya  bersekolah,  masih  terselip  rasa  kecewa  sekaligus  ketidakpuasan.
           Namun dipaksakan untuk mencoba menikmati hari-harinya, kadang kala disaat
           ia merasa berat menerima kenyataan demi kenyataan yang tak sesuai dengan
           keinginan  atau  rencananya,  Lisa  hanya  bisa  mengingat  ulang  pesan  ibunya
           disaat hari pertama ia bersekolah.
                 "manusia itu bagiannya berdoa dan usaha, sisanya biar jadi kehendak
           yang  maha  kuasa."  kalimat  yang  terekam  baik  di  ingatannya,  membawanya
           menyelesaikan hari demi hari di sekolah tersebut. Siapa sangka, Lisa lambat
           laun menikmati hidupnya, merasakan senangnya punya teman bahkan sahabat,
           bergabung  dalam  organisasi  yang  membuatnya  benar  benar  merasakan
           kehidupan putih abu abu, meskipun terkadang hal hal kurang menyenangkan
           terselip dan membuatnya sering kali merasa putus asa. Hanya saja, ia kembali
           teringat,  manusia  itu  bagiannya  doa  dan  usaha,  baik  buruknya,  susah
           senangnya, gagal berhasilnya, telah di atur oleh Tuhan. Dan Lisa selalu yakin
           bahwa  sesuatu  yang telah  ditetapkan  Tuhan adalah lebih  baik  daripada  yang
           telah ia sendiri rencanakan.

                 Lisa  seorang  remaja  ceria,  menjalin  persahabatan  erat  dengan  6
           temannya  sejak  SMP.  Ia  benar-benar  sudah  mengenali  sifat  mereka.  Dua
           temannya  bersekolah  di  sekolah  yang  sama  dengan  Lisa.  Mereka  berada  di
           kelas  yang  berbeda  di  SMA,  tetapi  tetap  saling  berbagi  cerita.  Ketika  Lisa
           mempunyai  masalah,  ia  selalu  bertanya  pendapat  kepada  temannya  karena
           sebelumnya ia juga belum terlalu akrab dengan teman barunya di SMA.
                 Lisa memulai perjalanannya di sekolah baru sebagai siswi SMA dengan
           terombang ambing di antara harapan dan kenyataan di SMA barunya. Sekolah
           Lisa dikenal dengan sekolah ‘unggulan’ bahkan semua orang di kota ini juga
           setuju  akan hal itu,  Lisa  berpikir  jika tidak akan terlalu  susah  bersekolah  di
           sekolah  barunya  sekarang,  tetapi  Lisa  salah.  Banyaknya  tugas-tugas  dari
           sekolah yang membuat ia merasa “apakah aku terlalu bodoh untuk memahami
           materi  yang  diberikan  ya?”.  Lisa  menemukan  hal  baru  yang  menurutnya
           memberikan  kesan  seru  agar  tidak  terlalu  pusing  memikirkan  tugas-tugas
           sekolah yang membuat dirinya merasa akan menjadi orang gila pada saat itu.
           Lisa  mengikuti  organisasi  dan  ekstrakulikuler  yang  sebenarnya  sudah
           ditawarkan  oleh  beberapa  kakak  kelasnya  sejak  mereka  dalam  masa
           pengenalan  lingkungan  sekolah,  Lisa  pada  awalnya  mengikuti  organisasi
           Palang  Merah  Remaja  dan  ekstrakulikuler  Bengkel  Sastra,  selang  beberapa
           bulan penerimaan anggota OSIS telah dibuka dan tentu Lisa mengikuti itu.

                 Saat Lisa semakin dekat dengan teman-teman di sekolahnya, lika-liku
           kehidupan Lisa menjadi bahan curhat kepada teman-temannya, Lisa memang


                                                                         87
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104