Page 165 - The Survifers - XII IPS 2 - Paperslab
P. 165
menutupi kolong tempat tidur anak-anak. Dialog ini luput dari Kartika yang
terlalu sibuk menghitung dan mengkaji rencana bisnisnya
“Bagaimana kalau kita bekerja sambil menjual baju dari Tanah Abang?”
Tanya Kartika ke Farid,suaminya.
“Yakin peluangnya bagus?” Jawab Farid.
Kaget dengan ide yang muncul tiba-tiba, Farid merasa harus mencerna
lebih dahulu. Sebagai kepalakeluarga, dia harus mengecek kesiapan
pasangannya sebelum memulai bisnis.
Setelah berapa waktu terdiam seperti menimbang-nimbang, Farid
mengerucutkan bibir Anggukannyaterasa seperti udara segar di pagi hari bagi
kartika.
“Baiklah,Uda akan jadi tukang angkut dan antar yang siap melayani Ibu
Kartika.”
Setiap hari mulai dari pagi hingga malam, ada saja kegiatan dan bahan
pikiran yang Kartika buat..Setibanya Ia pulang dari kantor, keinginan istirahat
terpaksa ditunda sebab Kartika mesti melakukanevaluasi, mencatat keuangan,
memikirkan desain dan detail lain terkait usahanya.
“Pakai ini !” Tutur Ibu Kartika.
“Untuk…?” Jawab Kartika yang sedang bingung.
“Untuk mengikat.” Jawaban singkat yang disampaikan sambil mengelus
kepala putrinya.
Bagi kartika selendang dari ibunda mengandung filosofi yang kental,
mengikat rezeki di tengah kelelahanluar biasa, mengikat relasi bisnis, bahkan
mengikat sepasang suami istri agar semakin harmonis.
Hari demi hari sepasang suami istri itu bekerja makin keras. Kartika
melihat potensi besar hingga otaknyaselalu berpikir untuk mengembangkan
usaha mencari pemasok, bahkan Farid sebagai laki-laki nyaristidak kuat
mengikuti ritme kerja Kartika yang sangat keukeuh mengejar target. Mereka
berbagi keletihanyang hampir sama. Tetapi Kartika yang sedang diselimuti
semangat dan ambisi, tidak mampu melihatsemua dengan jernih. Rasa
khawatir diam-diam terus menghantui Farid.
Jalan berbatu itu adalah kamu, kuda beban itu adalah aku.
“Jangan membawa telur dalam satu keranjang ,” begitu kata pepatah
cina. Dengan dua sumber penghasilan yang berjalan baik, seandainya terjadi
apa-apa yang menyebabkan suatu keranjang hancur masih ada keranjang yang
155