Page 166 - The Survifers - XII IPS 2 - Paperslab
P. 166
lain yang membangunkan harapan.
Hingga pada suatu hari Farid akhirnya berhenti dari pekerjaannya di
tempat pertambangan, dan Kartikaterpaksa mengundurkan diri karena Ia telah
dijebak dan difitnah oleh salah seorang rekan kerjanya. JikaIa memilih
bertahan, Ia tersiksa dengan pekerjaan yang diada-adakan, keberadaannya
dipersulit, tetapi jika Ia pamit, Kartika akan kehilangan penghasilkan tetap dan
pesangon yang menjadi hak.
“Ikuti suara hatimu, rezeki datang dari Allah bukan manusia !” Ucap
Farid meyakinkan istrinya.
Pasti ada hikmah. Dibalik setiap kesusahan selalu menanti pintu
kemudahan, Kartika percaya itu. Dengan berhenti bekerja, hari-hari
dicurahkannya hanya untuk bisnis. Kartika mengumpulkan segenapkonsentrasi
untuk mengurus penjualan pakaian sisa ekspor.
Satu demi satu peraihan lebih baik terwujud.Janji Allah kembali
terbukti. Kadang kita membenci suatuyang sebenarnya baik untuk diri sendiri.
Berawal dari dua kodi kain saja, kini usaha Kartika semakinmenjadi
berkembang, hingga akhirnya Ia mendapatkan orderan cukup banyak, yaitu
1000 potong pakaian.
Namun sangat disayangkan, dibalik kesuksesan yang sedang Ia rasakan,
membuat diri Kartika hampir saja berubah. Ia sibuk dengan bisnisnya hingga
menyerahkan urusan anak-anaknya kepada pengasuh danibunya di rumah.
Hingga suatu ketika Emeralda sedang sakit dan sangat membutuhkannya, di
saat itulahKartika tersadar perannya sebagai seorang ibu.
“Layar sudah terbentang, gelombang sudah menantang, pantang buatku
surut ke belakang.”
Usaha yang semula sehat secara bertahap, kini merosot hingga jadi
pesakitan. Produk yang dihasilkandari bisnis yang kartika kelola, kalah saing
dengan barang Cina dengan kualitas bagus dan harga yangmurah sehingga
usaha Kartika merosot hingga ke titik yang paling rendah.
Berhari-hari Kartika memutar kepalanya hingga muncul sebuah
gagasan untuk kembali membangunsebuah usaha yaitu dengan berbisnis
mukena. Fahri tak tahu harus berkata apa, tapi dia mengerti benar kalau istrinya
sudah yakin, seperti yang sudah-sudah, dia kankeukeuh mewujudkan
keinginan. Apa lagiyang sanggup lelaki itu utarakan diantara wajah bercahaya
dan mata gemintang istrinya.
156