Page 125 - FISIKA SMA KELAS XI
P. 125

C.    Gerak Translasi dan Gerak Rotasi


                      Gerak translasi atau gerakan menggeser suatu benda disebabkan
                  oleh pengaruh gaya F pada benda tersebut. Jika jumlah gaya-gaya yang
                  bekerja pada benda tidak sama dengan nol, maka benda akan bergeser
                  dengan percepatan tertentu. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai
                  berikut.


                                                  a =    ∑ F
                                                       m
                      Anda tentu masih ingat rumus Hukum II Newton, bukan? Berdasar-
                  kan rumus tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut.
                  1. Jika gaya diperbesar, maka percepatan benda makin besar pula.
                  2. Jika gaya diperkecil, maka percepatan benda makin kecil pula.
                  3. Nilai perbandingan antara besarnya gaya dan besarnya percepatan
                      adalah konstan, yaitu sama dengan massa benda.
                      Pada gerak translasi massa benda merupakan ukuran kelembaman-
                  nya/momen inersia (sifat lembam adalah sifat mempertahankan keadaan
                  mula-mula). Pada kehidupan sehari-hari, kita sering menemui kenyataan
                  bahwa menggeser benda yang massanya besar lebih sulit dibandingkan
                  menggeser benda yang massanya kecil. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
                  makin besar ukuran momen inersia suatu benda, makin sulit benda tersebut
                  digeser (melakukan gerak translasi).
                      Setelah Anda mengerti tentang sifat lembam pada sistem gerak trans-
                  lasi, sekarang Anda akan mempelajarinya pada gerak rotasi. Gerak rotasi
                  (melingkar) adalah gerakan pada bidang datar yang lintasannya berupa
                  lingkaran. Pada gerak rotasi, momen inersia suatu benda bergantung
                  kepada bentuk benda dan letak sumbu putar benda tersebut.
                      Perhatikan Gambar 7.4! Misal-
                  kan Anda memiliki sebuah batang                                v
                  ringan (massa diabaikan) dengan              ϖ
                  panjang R. Salah satu ujung              P                      m
                  batang, yaitu titik P, ditetapkan                  R            partikel
                  sebagai poros rotasi. Pada ujung      Gambar 7.4 Momen inersia pada gerak
                  batang yang lain dihubungkan          rotasi.
                  dengan sebuah partikel bermassa
                  m. Jika sistem diputar terhadap poros P, sehingga partikel berotasi
                  dengan kecepatan v, maka energi kinetik rotasi partikel dapat dinyatakan
                  sebagai berikut.

                                                    1
                                               E  =   m×v  2
                                                k
                                                    2



                118
   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130