Page 150 - FIKIH_MTs_KELAS_ IX_KSKK_2020
P. 150

c)  Ada  kerelaan  dari  keduanya  untuk  melakukan  akad  ijarah.  Apabila  salah

                                seorang diantaranya terpaksa melakukan akad itu, maka akadnya tidak sah.
                        2)  Pekerjaan

                            Pekerjaan  yang akan dijadikan objek kerja harus memiliki manfaat  yang jelas
                            seperti mengerjakan pekerjaan proyek, membajak sawah dan sebagainya.

                        3)  Upah atau imbalan
                            Yaitu uang dan sebagainya yang di bayarkan sebagai balas jasa atau pengganti

                            tenaga yang sudah dikeluarkan untuk mengerjakan sesuatu. Pembayaran upah ini

                            boleh berupa uang dan boleh berupa benda, dan disyaratkan diketahui jumlahnya
                            oleh kedua belah pihak, sesuai dengan perjanjian.

                        4)  Shighat (ijab kabul)
                            Shighat  adalah  ucapan  yang  dilontarkan  oleh  pihak majikan  dan  karyawan.

                            Dalam sighat syaratnya harus ada ada ijab dan kabul. Ijab merupakan pernyataan
                            dari  pihak  pertama  (mu’jir)  untuk  membayar  pekerja  sedangkan  kabul

                            merupakan  jawaban  persetujuan  dari  pihak  kedua  untuk  menerima  pekerjaan

                            yang  ditawarkan.  Misalnya  mu’jir  berkata:  “  Saya  pekerjakan  anda  dalam
                            proyek  ini  selama  dua  bulan  dengan  upah  perhari  Rp.  25.000,00.”  Kemudian

                            musta’jir menjawab “Saya bersedia.”

                     c.  Tata cara membayar upah

                         Secara  umum,  pemberian  upah  dilakukan  ketika
                         pekerjaan itu selesai. Sama halnya dengan jual beli

                         yang pembayarannya pada waktu itu juga. Terkait

                         dengan  upah,  pembayarannya  bisa  diberikan
                         sebelum musta’jir (karyawan) bekerja atau setelah

                         pekerjaan  itu  selesai.  Hal  itu  tergantung
                         kesepakatan  dari  kedua  belah  pihak.  Kesepakatan
                                                                               Sumber: 2bp,blogspot,com
                         kerjasama  ini  bisa  dituangkan  dalam  perjanjian

                         kontrak kerja yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.
                         Namun demikian, memberikan upah lebih dahulu adalah lebih baik, dalam rangka

                         membanguan asas kepercayaan antara mu’jir dan musta’jir. Apalagi jika musta’jir
                         sangat  memerlukan  uang  untuk  kebutuhan  biaya  makan  keluarga  dan  dirinya

                         sehari-hari.



               134 FIKIH MADRASAH TSANAWIYAH KELAS IX
   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155