Page 86 - FIKIH_MTs_KELAS_ IX_KSKK_2020
P. 86

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Daud dengan sanad yang jayyid

                             dari  Shafwan  bin  Umayyah,  dinyatakan  bahwa  Rasulullah  Saw.  pernah
                             meminjam perisai kepada Shafwan bin Umayyah pada waktu perang Hunain.

                             Shafwan  bertanya:  “Apakah  Engkau  merampasnya  wahai  Muhammad?  Nabi
                             Saw. menjawab:” Cuma meminjam dan aku yang bertanggung jawab”.


                     3.  Hukum Ariyah
                         Hukum pinjam meminjam dalam syariat Islam dibagi menjadi empat yaitu:

                         a.  Mubah, artinya boleh. Ini merupakan hukum asal dari pinjam meminjam.
                         b.  Sunnah, artinya pinjam meminjam yang dilakukan memenuhi suatu kebutuhan

                             yang cukup penting, misalnya meminjamkan sepeda untuk mengantarkan anak

                             ke sekolah, meminjamkan buku pelajaran dan sebagainya.
                         c.  Wajib,  artinya  pinjam  meminjam  yang  merupakan  kebutuhan  yang  sangat

                             mendesak  dan  kalau  tidak  meminjam  akan  menemukan  suatu  kerugian.
                             Misalnya  meminjamkan  baju  dan  sarung  untuk  shalat  wajib,  apabila  tidak

                             dipinjami maka orang tersebut tidak bisa shalat karena bajunya najis. Hal ini
                             wajib bagi peminjam dan juga orang yang meminjamkan.

                         d.  Haram, artinya pinjam meminjam yang dipergunakan untuk kemaksiatan atau

                             untuk  berbuat  jahat.  Misalnya  seseorang  meminjam  pisau  untuk  mencuri,
                             pinjam tempat (rumah) untuk berbuat maksiat dan hal-hal lain yang dilarang

                             oleh  agama.  Hukum  haram  ini  berlaku  bagi  peminjam  dan  orang  yang
                             meminjamkan.


                     4.  Rukun Ariyah
                         Rukun  ariyah  merupakan  hal  pokok  yang  harus  dipenuhi  dalam  akad  ariyah  itu

                         sendiri, apabila ada bagian dari rukun tersebut yang tidak ada, maka akad pinjam
                         meminjam itu dianggap batal/tidak sah. Sedangkan yang dimaksud dengan syarat

                         adalah hal-hal yang harus dipenuhi (prosedur) dalam setiap akad.

                         Rukun pinjam meminjam (ariyah) ada lima yaitu:
                         a.  Adanya mu’ir (   رْيِع م) yaitu, orang yang meminjami.

                         b.  Adanya musta’ir (   رْيِعَتْس م) yaitu, orang yang meminjam.
                         c.  Adanya musta’ar (   را َ ع   َتْس م) yaitu, barang yang akan dipinjam.

                         d.  Adanya sighat  ijab kabul.




               70 FIKIH MADRASAH TSANAWIYAH KELAS IX
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91