Page 88 - FIKIH_MTs_KELAS_ IX_KSKK_2020
P. 88
7. Kewajiban Mu’ir dan Musta’ir
Dalam akad ariyah, ada kewajiban bagi pemberi pinjaman dan peminjam, yakni:
a. Kewajiban pemberi pinjaman (mu’ir):
1) Menyerahkan atau memberikan benda yang dipinjam dengan ikhlas dan
suka rela.
2) Barang yang dipinjam harus barang yang bersifat tetap dan memberikan
manfaat yang halal.
3) Tidak didasarkan atas riba.
b. Kewajiban peminjam (musta’ir):
1) Harus memelihara benda pinjaman dengan rasa tanggung jawab.
2) Dapat mengembalikan barang pinjaman tepat waktu.
3) Biaya ditanggung peminjam, jika harus mengeluarkan biaya.
4) Bertanggung jawab terhadap barang yang dipinjam.
8. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Ariyah
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam akad ariyah, antara lain:
a. Pinjam meminjam barang harus dimanfaatkan untuk hal-hal yang halal dan
tidak melanggar norma agama. Pinjam meminjam barang untuk perbuatan
maksiat atau melanggar norma agama maka hukumnya haram.
b. Orang yang meminjam barang hanya boleh menggunakan barang pinjaman
sebatas yang diizinkan oleh pemilik barang atau kurang dari batasan yang
ditentukan oleh pemilik barang. Misalnya, seseorang meminjamkan buku
dengan akad hanya untuk dibaca maka buku tersebut tidak boleh difotocopy.
c. Menjaga dan merawat barang pinjaman dengan baik seperti miliknya sendiri.
Hal ini selaras dengan hadis Rasulullah Saw:
َّ ْ ْ َّ َّ ْ
ﻪﻳد ؤت ىتﺣ تﺬﺧأ اﻣ ﺪﻴﻟا ىلﻋ لاﻗ ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟا ىلﺻ ﻪﻠﻟا لﻮ ﺳر نأ ةرﻤﺳ ﻦﻋ
) ﻪﺟاﻣ ﻦبا ﻩاور (
Artinya: “Dari Samurah, Nabi Saw. bersabda: “Tanggung jawab barang yang
diambil atas yang mengambil sampai dikembalikannya barang itu.” (HR. Ibnu
Majah).
d. Jika dalam proses mengembalikan barang itu memerlukan biaya maka yang
menanggung adalah pihak peminjam.
e. Akad pinjam-meminjam boleh diputus dengan catatan tidak merugikan salah
satu pihak.
72 FIKIH MADRASAH TSANAWIYAH KELAS IX