Page 92 - FIKIH_MTs_KELAS_ IX_KSKK_2020
P. 92

b.  Syarat barang yang dititipkan

                             Barang  yang  dititipkan  harus  berupa  harta  yang  bisa  disimpan  dan
                             diserahterimakan serta memiliki nilai (qimah).

                         c.  Syarat sighat (ijab kabul)
                             Ijab harus dinyatakan dengan ucapan dan perbuatan. Ucapan bisa sarih (jelas)

                             ataupun  kinayah  (sindiran).  Contoh  sighat  sharih:  “Saya  titipkan  barang  ini
                             kepadamu.”  Kabul  “Saya  terima  titipan  ini.”  Sementara  menurut  ulama

                             mazhab Maliki, lafal kinayah harus disertai dengan niat.


                     5.  Hukum Menerima Wadi’ah
                         Hukum menerima titipan ada empat macam yaitu:

                         a.  Wajib, bagi orang yang percaya bahwa dirinya mampu dan sanggup menjaga
                             amanah terhadap barang yang dititipkan kepadanya, sementara tidak ada orang

                             lain yang sanggup dan dapat dipercaya menjaga barang titipan tersebut.

                         b.  Sunnah, bagi orang yang percaya bahwa dirinya mampu dan sanggup menjaga
                             amanah terhadap barang yang dititipkan kepadanya.

                         c.  Haram  bagi  orang  yang  percaya  dan  yakin  bahwa  dirinya  tidak  mampu
                             menjaga amanah terhadap barang titipan.

                         d.  Makruh bagi orang yang percaya dirinya mampu menjaga barang titipan tetapi
                             masih ada unsur keraguan akan kemampuan itu.


                     6.  Macam-macam Wadi’ah
                         a.  Wadi’ah yad al-amanah

                             Wadi’ah  yad  al-amanah  yaitu  barang  yang  dititipkan  oleh  pihak  pertama

                             (penitip) kepada pihak lain (perorangan/lembaga penitipan) untuk memelihara
                             (menyimpan)  barang  tersebut.  Sedangkan,  pihak  lain  (pihak  yang  menerima

                             titipan)  tidak  dibebankan  terhadap  kerusakan  atau  kehilangan  pada  barang
                             titipan tersebut.

                             Harta atau barang yang dititipkan tidak boleh dimanfaatkan dan digunakan oleh
                             penerima titipan. Ia hanya berfungsi sebagai penerima amanah yang bertugas

                             dan  berkewajiban  untuk  menjaga  barang  yang  dititipkan  tanpa  boleh

                             memanfaatkannya. Sebagai kompensasi, maka penerima titipan diperkenankan
                             untuk  membebankan  biaya  kepada  yang  menitipkan.  Akad  ini  dalam  sistem

                             perbankan syariah dikenal dengan Save Deposit Box.


               76 FIKIH MADRASAH TSANAWIYAH KELAS IX
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97