Page 5 - CAD-Drafter Ridho
P. 5

Pasal 4
                                          PENYELESAIAN PERSELISIHAN

                  (1).   Apabila  terdapat  perbedaan  penafsiran  dalam  Perjanjian  Kerja  Waktu  Tertentu
                         antara  kedua  belah  pihak,  maka  akan  diselesaikan  terlebih  dahulu  secara
                         musyawarah (bi-partit).

                  (2).   Apabila dengan cara musyawarah (bi-partit) tidak dapat diselesaikan, maka kedua
                         belah pihak akan menyelesaikan melalui mediasi yang dilakukan oleh mediator
                         yang  berada  di  setiap  kantor  instansi  yang  bertanggung  jawab  dibidang
                         ketenagakerjaan Provinsi.

                  (3).   Apabila dengan cara mediasi tidak dapat diselesaikan, maka kedua belah pihak
                         akan  menyelesaikan  melalui  konsiliasi  yang  dilakukan  oleh  konsiliator  yang
                         terdaftar pada kantor instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan
                         Provinsi.

                  (4).   Apabila dengan cara konsiliasitidak dapat diselesaikan, maka kedua belah pihak
                         akan menyelesaikan melalui Badan Arbitrasi Nasional Indonesia (BANI).

                  (5).   Apabila dengan cara pada pasal 4 ayat (4) diatas tidak dapat diselesaikan, maka
                         kedua  belah  pihak  akan  menyelesaikan  melalui  Pengadilan  Negeri.  Keputusan
                         Pengadilan Negeri tersebut merupakan final dan mengikat kedua belah pihak.

                  (6).   Biaya penyelesaian perselisihan akan ditanggung secara bersama-sama oleh para
                         pihak.



                                                         Pasal 5
                             PEMUTUSAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU


                  (1).   PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak Perjanjian Kerja Waktu
                         Tertentu ini apabila:

                         1.1.    PIHAK KEDUA meninggal dunia.

                         1.2.    PIHAK KEDUA atas permintaan sendiri memutuskan hubungan kerja,
                                 setelah  mengajukan  pemberitahuan  dan  permohonan  kepada  PIHAK
                                 PERTAMA  selambat-lambatnya  satu  bulan  sebelumnya,  dan  yang
                                 bersangkutan  wajib  menyelesaikan  tugas  dan  kewajibannya,  serta
                                 mentransfer atau memindahkan semua pekerjaan yang menjadi tanggung
                                 jawabnya kepada pengganti yang ditunjuk PIHAK PERTAMA.

                         1.3.    PIHAK  KEDUA  tidak  menjalankan  tugas  tanpa  keterangan  (mangkir)
                                 atau  absen  karena  sebab-sebab  lain  selama  10  (sepuluh)  hari  kerja
                                 berturut-turut atau 20 (dua puluh) hari kerja dalam satu tahun.



                                                            5
   1   2   3   4   5   6   7   8   9