Page 162 - LAYOUT_KUMPULAN_CERPEN_160222_Neat
P. 162

Dengan mudah, Hendra bisa melihat daftar seluruh
          temuan itu. Ia juga turut menyumbangkan hasil kerjanya dalam

          laporan tersebut. Itulah hal yang saat ini Hendra tunggu-tunggu.
          Lebih tepatnya, Hendra tunggu untuk tidak terjadi.

                 Satu hal dari ribuan temuan tersebut adalah sesuatu

          yang material bagi Hendra. Bukan dari segi jumlah, melainkan
          material bagi kehidupan pribadinya. Dan Hendra tidak berharap,
          ada wajah yang ia kenal muncul di layar televisi.


                 “Masih tidak jawab ya, Ma?”

                 Natalia memperhatikan layar ponselnya, berharap tanda
          centang itu berubah warna menjadi biru. Sayangnya, tidak ada

          satupun pesan  Natalia yang  direspons oleh Sandra. Apakah
          Sandra menonaktifkan pemberitahuan pesan sudah dibaca?
          “Kan aku sudah bilang..”


                 “Ma,” sela Hendra, sebelum Natalia melanjutkan. “Mama
          tau aku nggak bisa menunggu sampai Anton bisa memberi
          bukti.”


                 “Tapi kamu juga nggak bisa mencantumkan nama Anton
          begitu saja!”

                 “Mencantumkan bagaimana? Nama Anton tertera di

          persetujuan dokumen-dokumen itu. Aku nggak menulis pun,
          semuanya merujuk ke Anton,” ujar Hendra.





          150   Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”
   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167