Page 72 - LAYOUT_KUMPULAN_CERPEN_160222_Neat
P. 72
Firman sedikit gugup. Ia tak berani berkata apapun.
“Bocah kemarin sore seperti kamu nggak mungkin bisa
mendapatkan itu,” ucap Pak Is seraya bangkit dari kursinya.
Pak Is mendekati Firman dan berbisik, “terima tawaran
saya dan berhenti mengurusi hal ini, proyek semacam ini sudah
menjadi rahasia umum. Kamu masih bocah, jadi belajar dulu
menjadi orang dewasa,”
Firman menepis tangan Pak Is dari bahunya seraya berdiri,
“maaf, Pak. Saya hanya menjalankan tugas sebagai anak magang.
Kalau bapak tidak bisa saya pergi sekarang!”
Firman sudah cukup bergetar berhadapan dengan Pak
Is. Ia membereskan berkas-berkasnya ke dalam tas. Pak Is tak
mengiyakan, ia hanya menatap gerak-gerik Firman dengan sinis
dan sangat menyelepekan. Firman menyampirkan tas ke bahu
dan pamit pergi.
“Pak, saya pamit pulang,” ucap Firman. Ia setengah
menunduk.
Pak Is tetap tak membalas ucapannya, hanya ekspresi
wajah tak suka ia tunjukkan pada Firman. Firman melangkah
keluar ruangan. Sepertinya Pak Is adalah orang yang berbahaya.
Tak semudah itu bisa keluar dari kantor desa. Kini ia sedang
berhadapan dengan beberapa orang pria bermuka garang dan
berbadan besar sedang menghadangnya.
60 Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”