Page 106 - BUKU KUMPULAN CERPEN "AKU DAN BPK"
P. 106
Ketika Rintik Hujan Turun
Yohana Lusia Arie Suyati*
“Ayolah, Pak, kita ke dokter biar cepat sembuh,” rayu istrinya.
“Ah, biarlah. Nanti pun sembuh sendiri,” ujar Haidar sambil
menarik selimut tebalnya.
Sudah dua hari Haidar hanya bisa terbaring di tempat
tidurnya. Kepalanya terasa berat dan pandangan matanya
berkunang-kunang jika ia angkat dari tempat tidur. Punggung
sebelah kanannya terasa nyeri dan napasnya kadang-kadang
terasa sesak.
“Bagaimana mau sembuh kalau hanya terbaring gitu aja?
Makan pun Bapak enggak mau,” ujar istrinya.
“Itu kan udah ada obat-obatnya,” ujar Haidar sambil
menoleh ke meja kecil di sebelah tempat tidurnya. Terlihat botol
minyak angin beraroma terapi, botol obat semprot pereda nyeri
punggungnya, obat herbal pereda masuk angin dan demam,
serta obat penurun suhu tubuh tergeletak di meja itu.
94 Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”