Page 132 - BUKU KUMPULAN CERPEN "AKU DAN BPK"
P. 132
Tiba-tiba kami mendengar suara ketukan pintu. Mbak
Ayu langsung terdiam setelah asik tertawa. Aku tak berani
menceritakan yang kualami tadi sebelum mandi. Khawatir Mbak
Ayu semakin ketakutan.
“Siapa?” teriak Mbak Ayu menanyakan yang mengetuk
pintu.
Tidak ada jawaban. Hening di luar sana. Wajah Mbak Ayu
tampak ketakutan. Kami tidak bisa mengintip keluar. Pintu kamar
ini didesain tanpa bisa mengintip keluar pintu. Tiba-tiba suara
ketukan pintu semakin keras.
“Depe, saya tidak berani membuka pintunya. Apa kamu
berani membukanya?” ucap Mbak Ayu dengan nada berbisik.
Aku diam karena tak berani juga.
“Nanti saya temani kamu dari belakang ya? Tapi kamu
yang buka pintunya,” pintanya memelas.
“Oke Mbak Ayu,” jawabku lalu berjalan mendekati pintu
dengan suara ketukan pintu yang tetap kencang. Mbak Ayu
berjalan di belakangku sambil memegang kedua pundakku.
Bismillah. Aku buka pintu itu dengan mengumpulkan
keberanian setinggi gunung. Ternyata di hadapan kami kosong.
Mbak Ayu menjerit sejadi-jadinya hingga telingaku pekak.
120 Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”