Page 127 - BUKU KUMPULAN CERPEN "AKU DAN BPK"
P. 127

Kami semua menikmati makanan yang tersaji di atas perahu
            yang menyusuri Danau Lido. Sejuk udaranya. Pepohonan hijau

            mengelilingi danau ini.

                    “Itu tembok kantor balai kita, terlihat kan dari sini?” Bu Ety
            menunjuk tembok tinggi yang tak jauh dari danau.

                    “Wah ternyata kantor dekat dengan danau ya, Bu?” kataku.


                    “Iya memang dekat, tapi karena temboknya tinggi dan
            banyak pohon besar, jadi dari kantor tidak bisa melihat danau
            ini. Dulu sebelum tembok ini dibuat lebih tinggi, banyak residen
            (orang yang menjalani rehabilitasi) kabur dari balai dengan
            menaiki tembok itu lalu terjun ke danau ini sambil mencari jalan

            raya. Bahkan pernah juga ada residen yang meninggal  saat
            menyebrangi danau ini karena tenggelam,” tutur Bu Ety.

                    “Akhirnya kami meninggikan pagar tembok balai dengan
            harapan tidak ada lagi residen yang kabur dan meninggal

            lagi di danau ini,” kata Bu Ety melanjutnya ceritanya. Kami
            mendengarkan dengan serius.

                    “Duh seram juga Bu, kalau sampai meninggal begitu. Bisa-
            bisa jadi angker dong danau ini” celetuk Mbak Ayu.


                    “Ya begitulah Mbak. Kalau yang jarang ke sini pasti akan
            berpikir seram, tapi kalau sudah lama bekerja di sini, ya pasti
            merasa biasa saja Mbak Ayu. Kami tidak takut lagi,” kata Bu Ety.







                                               Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”  115
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132