Page 150 - BUKU KUMPULAN CERPEN "AKU DAN BPK"
P. 150
Sudahlah, kau tenangkan saja pikiranmu dari ingatan tiga
hari itu.
Kau menghela napas. Itu cara yang terus-menerus kau
lakukan, entah sampai kapan. Angka-angka di hadapanmu
sebenarnya sudah sejak tadi kau selesaikan. Lagi-lagi kau
menyeruput kopimu, memberikan sedikit ruang di pikiranmu
agar bisa bebas. Itu bukan ide yang buruk, percayalah.
Air mata itu menetes. Ingatan tiga hari lalu benar-
benar membuatmu harus meresapi semuanya setelah semua
pekerjaanmu selesai, tiap malam. Seluruhnya sudah diselesaikan
dan kau hanya cukup mengamatinya untuk menghibur diri,
melewati malam sampai pagi dengan sendiri.
***
Kau memang hanya manusia. Tapi kau adalah Teguh, seperti
namamu. Ingatan tiga hari lalu yang terus-menerus bertamu di
malam-malam terakhir menjadi satu-satunya alasan kau serapuh
itu. Namun, mengantarkan dirimu pada kedamaian hati adalah
upaya yang terus kau lakukan untuk menenangkan diri.
Kau tersenyum. Sekelabat kemudian layar komputer yang
masih menyala kembali menjadi fokus pengelihatanmu. Kau
melihat angka-angka itu lagi, tapi kali ini semua telah selesai.
Saatnya kau kembali pada ingatan tiga hari lalu.
138 Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”