Page 154 - BUKU KUMPULAN CERPEN "AKU DAN BPK"
P. 154

Tentu saja kabar tersebut membuatku terkejut. Di satu sisi,
          aku merasa begitu antusias, karena ini akan menjadi pengalaman

          pertama kami berhadapan langsung dengan BPK. Namun di sisi
          lain, ada setitik rasa cemas yang diam-diam menyusup ke dalam
          benak.

                 Pagi harinya, kami berlima sepakat menggelar rapat

          koordinasi dadakan. Dalam rapat itu, masing-masing dari kami
          diminta untuk menyebutkan permasalahan apa saja yang
          dihadapi dan permasalahan mana saja yang belum terselesaikan.
          Tujuannya hanya satu, agar kami saling tahu dan saling terbuka.
          Selain itu, kami juga mencoba mengidentifikasi alasan apa yang

          membuat ‘mereka’ singgah ke kantor kami.

                 “Yuk, mau mulai dari siapa dulu?” tanyaku sambil
          mengeluarkan buku catatan dari dalam tas. Aku mengamati satu
          per satu rekanku yang masih saja bergeming di tempatnya.


                 “Lebih baik kita saling jujur, biar kita bisa cari solusinya
          bersama-sama. Kalau kalian ada ganjalan, lebih baik diungkapkan
          biar nggak jadi beban pikiran” sambungku lagi.


                 “Oke, aku dulu ya…” jawab Mila kemudian.

                 Kegiatan diskusi kami pagi itu berlangsung cukup alot.
          Ternyata ada beberapa permasalahan yang belum teratasi dan
          tak pernah kami diskusikan sebelumnya. Bahkan ada beberapa

          poin yang perlu kami garis bawahi karena tidak menemukan titik
          terang.



          142   Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”
   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159