Page 147 - BUKU KUMPULAN CERPEN "AKU DAN BPK"
P. 147
menyandarkan punggungmu setelah gelas kopi itu kembali ke
meja.
“Sudah kukatakan, ini akan berat buatmu,” suara Arifadi,
rekan kerjamu yang berbicara siang tadi, kembali menggema di
telinga.
“Bukankah ini sudah tugas kita?” Kau mencoba menyela.
Arifadi salut padamu. Dia tersenyum, menepukkan tangannya
tiga kali ke bahumu.
Akhirnya, kau benar-benar menyadari itu tugas yang berat.
Kau memikirkan itu berkali-kali, menyadarinya, namun tidak bisa
mengingkarinya.
“Benar, itu tugas kita. Kita bekerja dengan landasan kuat.
Kita punya sumpah, dan kita akan menepatinya.”
Kau tersenyum. Hanya sekelabat, kemudian layar komputer
yang masih menyala kembali menjadi fokus pengelihatanmu.
Kau melihat angka-angka itu lagi, memberikan pemeriksaan
yang tepat.
“Biar saya yang selesaikan tugas ini,” demikian katamu,
ketika Rizal menawarkan dirinya untuk membantu, kemarin
siang.
“Teguh, beristirahatlah. Bukankah sudah dua hari ini .... “
“Ya, saya mengerti.”
Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK” 135