Page 142 - BUKU KUMPULAN CERPEN "AKU DAN BPK"
P. 142
Aku diberi kasus tentang delapan orang yang akan dipilih
jadi auditor teladan. Kedelapan orang ini punya sifat positif dan
negatifnya masing-masing. Kita perlu menentukan yang mana
yang akan dijadikan karyawan teladan urutan kesatu sampai
kedelapan. Psikolog akan memberikan waktu 10 menit untuk
masing-masing peserta menentukan urutan pilihannya.
Diskusi berlangsung alot karena masing-masing peserta
akan mempertahankan pendapatnya. Saat itu, aku ingat sekali
apa yang aku utarakan. “Yang menjadi auditor teladan haruslah
orang yang mencintai keluarganya.”
Aku mengatakan itu dengan nada yang cukup untuk
mengalihkan perhatian orang dan entah mengapa mereka
terlihat mengasihaniku.
Keesokannya wawancara psikologi. Psikolog itu membawa
jawaban dari hasil tes psikotesku. Mungkin untuk memastikan
jawabanku selaras atau tidak. Aku ingat sekali apa yang psikolog
itu katakan. “Runa baik-baik saja?”. Aku terkejut karena dia santai
sekali, berbanding terbalik dengan aku yang duduk tegang. Aku
hanya menganggukkan kepala.
“Runa, ayahmu dulu seorang auditor?” tanyanya.
“Iya, Pak. Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi,” jawabku
menjelaskan.
130 Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”