Page 166 - BUKU KUMPULAN CERPEN "AKU DAN BPK"
P. 166
“Tapi Mala ayang Angel, jadi pak poci tep hayus tangkep
Angel.”
Hendra nggak paham korelasi hal dalam kalimat majemuk
tersebut. “Nanti Angel marah sama Mala, dong?”
“Kan nanti Angel ditanya-tanya, teyus pak tua yang baik
duk duk duk pukul meja.” Sepertinya Nirmala masih ingat cerita
dari orangtuanya, atau mungkin tayangan di TV, akan adanya
sosok hakim.
Di mata Nirmala, hakim tampil sebagai sosok bapak-
bapak yang sudah tua dan bijaksana. “Kalo Angel ditangkep, kan
Mala ama Angel tep temen kan?”
Jawaban Nirmala membuat Hendra dan Natalia
berpandangan.
“Maaf, ya. Aku nggak mikirin perasaan kamu ke Sandra..”
“Aku juga,” kata Natalia. “Padahal kamu udah bilang dari
awal kalau ini nanti akan diusut lebih dalam.”
“Ya….” Hendra ragu-ragu. “Kita serahkan saja semuanya
ke proses yang berlaku. Mungkin kamu bisa hubungi Sandra
untuk memberi dukungan moral. Aku juga percaya kalau Anton
nggak sengaja kok.”
154 Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”