Page 170 - BUKU KUMPULAN CERPEN "AKU DAN BPK"
P. 170

“Baru kelihatan, Mas?”

                 Aku spontan berbalik dan membungkuk. “Iya, Pak. Maaf,
          saya datang terlambat.  Tadi digantikan sebentar sama teman

          yang shift jaga malam.”

                 Laki-laki bagus itu sepertinya dari musala. Langkahnya
          berhenti di hadapanku. Sebelah tangannya mengusapkan sapu
          tangan di dahi, kemudian bergantian dengan tangan yang lain

          membenahi kancing kemeja di pergelangan tangan.

                 “Anaknya sakit, Mas? Opname? Kenapa ditinggal?”

                 Pasti dia tahu dari Pras, petugas yang menggantikan aku

          tadi. Entah kenapa dadaku menghangat. Mungkin karena nada
          bertanya yang lirih menyentuh hati atau perhatiannya pada
          anakku yang membuat tenggorokanku tercekat.

                 “Iya, Pak. Demam berdarah, tapi sudah ditangani dan ada

          saudara ipar saya yang menemani istri. Jadi saya bisa bertugas.”

                 Laki-laki bagus mengangguk-angguk beberapa saat
          sebelum mengucapkan harapan baik untuk anakku dan masuk
          kembali ke ruangannya. Hhhh … rupanya tanpa sadar untuk

          beberapa saat aku menahan napas. Setelahnya berulang kali
          aku menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya
          perlahan. Rasanya dengan cara seperti itu aku bisa memulihkan
          kesadaranku.







          158   Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”
   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175