Page 78 - BUKU KUMPULAN CERPEN "AKU DAN BPK"
P. 78

“Coba kita sudah bisa nyicil mobil ya, Ndin,” kata suaminya
          pagi ini. “Nggak akan bingung kita gimana caranya ngantor kalau

          lagi hujan.”

                 “Semua ada waktunya, Mas,” jawab Andini sabar. “Oh ya,
          tadi Ibu aku telpon, bulan depan waktunya Dik Ika bayar UKT.
          Boleh ya, aku transfer?”

                 Rico tersenyum kecut, “Iya Ndin transfer aja. Tapi maaf ya,

          aku nggak bisa share kali ini. Mama butuh uang berobat.”

                 Di balik peranan Andini sebagai Ketua  Tim di Badan
          Pemeriksa Keuangan, ia dan Rico adalah tipikal khas sandwich
          generation. Terhimpit di antara kewajiban mereka menanggung

          orang tua, saudara, dan Dinda, anak mereka satu-satunya.
          Sementara teman-teman seangkatan Andini yang juga
          merupakan pasangan suami istri bekerja sudah bermobil, punya

          dana pensiun dan dana darurat, serta rajin piknik untuk menjaga
          kewarasan, Andini dan Rico harus berakrobat hanya sekedar
          untuk menyisihkan dana pendidikan Dinda.

                                        ***

                 “Kayaknya  Ketua Tim yang nggak bermobil mah kamu

          doang  Ndin,”  canda  teman-temannya seringkali.  Andini  tidak
          sanggup menebak-nebak apakah itu pujian atau ejekan.

                 Kadang  ia  dan  Rico  juga  berbagi  cerita  bagaimana
          mereka terpaksa harus menolak ajakan hangout makan siang





          66    Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83