Page 29 - BAHAYA GHIBAH
P. 29
Bencana Ghibah
Pertama : Pengaduan, maka dibolehkan bagi orang yang
teraniaya mengadu kepada sultan (penguasa) atau hakim dan
yang selainnya yang memiliki kekuasaan dan kemampuan untuk
mengadili orang yang menganiaya dirinya. Maka dia (boleh)
berkata : “Si fulan telah menganiaya saya demikian-demikian”.
Dalilnya firman Allah :
ﻢِﻠﹸﻇ ﻦِﻣ ﱠﻻِ ِﻝﻮﹶﻘﹾﻟﺍ ﻦِﻣ ِﺀﻮﺴﻟﺎِ ﺮﻬﺠﹾﻟﺍ ُﷲﺍ ﺐِﺤ ﹶﻻ
ﺇ
ﻳ
ﺑ
Allah tidak menyukai ucapan yang buruk (yang diucapkan)
dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiyaya. (An-
Nisa’ 148).
Pengecualian yang terdapat dalam ayat ini menunjukan bahwa
bolehnya orang yang didzholimi mengghibahi orang yang
mendzoliminya dengan hal-hal yang menjelaskan kepada
manusia tentang kedzoliman yang telah dialaminya dari orang
yang mendzoliminya, dan dia mengeraskan suaranya dengan hal
itu dan menampakkannya di tempat-tempat berkumpulnya
manusia. Sama saja apakah dia nampakkan kepada orang-orang
yang diharapkan bantuan mereka kepadanya, atau dia
nampakkan kepada orang-orang yang dia tidak mengharapkan
27
bantuan mereka.
27 Ini adalah perkataan As-Syaukani. Namun hal ini dibantah oleh Syaikh Salim, yaitu
bahwasanya ayat ini (An-Nisa’ 148) menunjukan hanyalah dibolehkan orang yang
didzolimi mencela orang yang mendzoliminya jika dihadapan orang tersebut. Adapun
mengghibahnya (mencelanya dihadapan manusia, tidak dihadapannya) maka ini tidak
28