Page 8 - Pengembangan media edukasi gizi berbasis android dan website
P. 8
Pengembangan media edukasi gizi
Tabel 4. Sebaran contoh berdasarkan sikap tentang gizi seimbang
Sikap Kategori A (n=36) B (n=36) C (n=36) D (n=36) p *(a)
n (%) n (%) n (%) n (%)
Negatif 0 (0,0) 0 (0,0) 0 (0,0) 0 (0,0)
Pre-test Netral 7 (19,4) 11 (30,6) 10 (27,8) 3 (8,3)
(Baseline) Positif 29 (80,6) 25 (69,4) 26 (72,2) 33 (91,7) 0,331
Rata-rata skor 86,6±0,1 86,9±0,1 87,8±0,1 91,3±0,1
Negatif 2 (5,6) 0 (0,0) 0 (0,0) 0 (0,0)
2 (5,6)
5 (13,9)
4 (11,1)
Post-test 1 Netral 30 (83,3) 31 (86,1) 10 (27,8) 34 (94,4) 0,009
26 (72,2)
Positif
Rata-rata skor 85,7±0,1 92,1±0,1 88,2±0,1 94,5±0,1
Negatif 4 (11,1) 1 (2,8) 1 (2,8) 1 (2,8)
Post-test 2 Netral 7 (19,4) 6 (16,7) 9 (25,0) 3 (8,3) 0,121
(Endline) Positif 25 (69,4) 29 (80,6) 26 (72,2) 32 (88,9)
Rata-rata skor 85,3±15,4 88,6±13,1 86,9±11,8 93,8±7,5
Delta-1 (Post-test 1-Baseline) -0,9 5,2 0,4 3,2
p *(b) 0,096 0,000 0,774 0,000
Delta-2 (Endline -Baseline) -1,3 -1,7 -0,9 2,5
p *(b) 0,500 0,289 0,726 0,031
Keterangan: A= Kontrol, B= Android, C= Website, D= Android & Website, hasil uji Kruskal-Wallis, hasil uji Wilcoxon
a
b
berdasarkan perubahan skor baseline & endline.
Hal ini menunjukkan bahwa intervensi edukasi Praktik tentang gizi seimbang. Praktik
gizi memberikan pengaruh positif pada sikap adalah respon seseorang terhadap suatu rang-
subjek. Hasil penelitian ini sejalan dengan pene- sangan. Setelah seseorang mengetahui stimulus
litian Sharrif et al. (2008) yang menunjukkan atau objek, kemudian mengadakan penilaian atau
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada pendapat terhadap apa yang diketahui, proses se-
skor sikap gizi pada kelompok yang diberikan lanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan apa
intervensi edukasi gizi. Media perlakuan juga sa- yang diketahui atau disikapinya (Notoatmodjo
ngat memengaruhi, kelompok perlakuan android 2007).
dan gabungan android & website menunjukkan Semua kelompok perlakuan secara umum
tingkat sikap gizi yang lebih baik jika dibanding- menunjukkan bahwa praktik gizi seimbang pada
kan dengan kelompok perlakuan lainnya. saat pre-test/baseline cukup baik (skor rata-rata
Tabel 5. Sebaran contoh berdasarkan praktik tentang gizi seimbang
Praktik Kategori A (n=36) B (n=36) C (n=36) D (n=36) p *(a)
n (%)
n (%)
n (%)
n (%)
Pre-test Kurang 0 (0,0) 1 (2,8) 0 (0,0) 0 (0,0)
(Baseline) Sedang 17 (47,2) 15 (41,7) 23 (63,9) 9 (25,0)
Baik 19 (52,8) 20 (55,6) 13 (36,1) 27 (75,0) 0,157
Rata-rata skor 81,9±6,5 81,3±8,2 80,8±6,1 86,3±7,0
Post-test 1 Kurang 2 (5,6) 2 (5,6) 2 (5,6) 2 (5,6)
Sedang 11 (30,5) 9 (25,0) 12 (33,3) 5 (13,9)
Baik 23 (63,9) 25 (69,4) 22 (61,1) 29 (80,5) 0,893
Rata-rata skor 87,5±0,1 90,6±0,1 92,4±0,1 91,4±0,1
Post-test 2 Kurang 0 (0,0) 0 (0,0) 0 (0,0) 0 (0,0)
(Endline) Sedang 8 (22,2) 9 (25,0) 14 (38,9) 9 (25)
Baik 28 (77,8) 27 (75,0) 22 (61,1) 27 (75) 0,176
Rata-rata skor 85,3±15,4 88,6±13,1 86,9±11,8 86,8±7,9
Delta-1 (Post-test 1-Baseline) 5,6 9,3 11,6 5,1
p *(b) 0,081 0,139 0,030 0,314
Delta-2 (Endline-Baseline) 3,4 7,3 6,1 0,5
p *(b) 0,020 0,000 0,030 0,272
Keterangan: A= Kontrol, B= Android, C= Website, D= Android & Website, hasil uji Kruskal-Wallis, hasil uji Wilcoxon ber-
b
a
dasarkan perubahan skor baseline & endline.
J. Gizi Pangan, Volume 12, Nomor 3, November 2017 175