Page 230 - RBDCNeat
P. 230

Tidak melihat orang yang cacat atau normal, tapi siapa pun
            bisa. Kalau seandainya, umroh dan haji itu hanya untuk orang
            yang normal saja, berarti Allah itu tidak adil". Sedangkan
            ketika mendengar bahwa aku ada keinginnan untuk umroh,
            Mama pun merasa bingung "Bagaimana anaknya ini bisa
            melaksanakan umroh, untuk berjalan juga susah" itulah yang
            ketika itu sempat terbersit dalam benak seorang Mama yang
            dianugerahi anak seperti ku ini.

                Aku pun sebagai seorang anak, mencoba untuk
            meluruskan cara berpikir Mama. Dan aku pun berkata "Ma,
            anu nami na rizki teh teu aya anu aya anu terang. Panginten ka
            payun na Enneng aya rizki sareng aya anu kersa ngadampingi
            Enneng kanggo umroh. Anu sanes oge seeur, anu nganggo korsi
            roda tapi tiasa umro, maennya Enneng anu tiasa keneh papah
            teu tiasa umroh (Ma, yang namanya rizki itu tidak ada yang
            tahu. Bisa jadi, mungkin kedepannya Enneng ada rizki dan
            ada yang mendampingi Enneng untuk umroh. Yang lain juga
            banyak, yang menggunakan kursi roda tapi mereka masih bisa
            umroh, masa Enneng yang masih bisa untuk berjalan tidak bisa

            pergi umroh)''. Setelah mendengar perkataan dari ku tersebut,
            Mama pun hanya bisa diam dan tidak berkata apa-apa.
















            194 | Roda Berputar dalam Cahaya
   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235