Page 235 - RBDCNeat
P. 235
4. Rindu ke Tanah Suci
“Ketika pengharapan itu hadir dalam jiwa ini, hanya air
mata yang bisa menjawabnya.”
etiap orang yang mengaku dirinya seorang muslim, entah
disadari maupun tidak pasti memiliki pengharapan
Suntuk bisa menatap Baitullah di Mekah. Berbagai macam
ikhtiar pun mereka dilakukan demi mewujudkan harapan
ini.Tidak terkecuali aku. Entah mengapa akhir-akhir ini aku
sering sekali merasa rindu dengan Tanah Suci. Ingin sekali
aku hadir di Baitullah sana. Iri rasanya ketika mendengar
orang-orang yang berangkat ke Tanah Suci, remuk redam hati
ini. Kerinduan ini mulai muncul ketika aku sering mendengar
cerita dari Ustad Budi Prayitno, saat beliau pulang dari Tanah
Suci dan berbagi pengalaman di radio MQFM. Beliau pernah
mendoakanku di depan Multazam agar aku bisa menunaikan
haji dan umrah. Kerinduanku semakin bertambah saat aku
sering diikutsertakan oleh Kang Badri dalam pelatihan untuk
jamaah umrah. Aku semakin rindu untuk segera bersujud di
depan Kakbah. Entah mengapa setiap kali kalimat Talbiyah
terdengar di telinga ini, air mata ini tidak bisa dibendung lagi
hingga terus membasahi pipiku.
Roda Berputar dalam Cahaya | 199