Page 296 - RBDCNeat
P. 296

Aku mencoba untuk memberi sugesti positif kepada
            diri sendiri, “Dini, kamu hebat! Kamu bisa! Kamu pantas
            menjadi seorang mahasiswa. Kalau tidak bisa berarti kamu
            bukan Dini kerena Dini seorang yang hebat!” kata-kata itulah
            yang selalu aku ulang-ulang dalam hati selama ujian sambil
            tetap menikmati tubuhku yang tidak mau diam. Aku juga
            menyugesti diri dengan membayangkan suatu saat aku bisa
            kuliah.

                Tanpa terasa akhirnya aku menyelesaikan dua sesi ujian,
            ujian pelajaran umum dan bahasa (bahasa Indonesia, bahasa
            Inggris, dan bahasa Aarab). Aku sangat kaget ketika menerima
            soal bahasa Arab karena aku belum pernah mempelajari
            pelajaran ini sebelumnya. Apalagi soal-soal itu memakai
            tulisan Arab gundul. Aku jadi bingung harus mengisi apa di
            lembar jawabanku.
                Kini, saatnya menjalani ujian sesi ketiga, yaitu ilmu
            pengetahuan agama. sesi ketiga ini dilaksanakan setelah
            shalat zuhur. Para peserta pun beristirahat terlebih dahulu.
            Ketika aku duduk di depan kelas, aku melihat seorang peserta
            ujian yang keadaan tubuhnya normal yang selama ujian
            didampingi oleh ibunya. Aku melihat pada diri sendiri, “Dia
            dengan keadaan tubuh normal tapi masih didamping oleh
            ibunya. Sedangkan aku dengan keadaan tubuh yang seperti
            ini, hanya sendiri tanpa ada yang mendampingi. Oh... Inilah
            salah satu pendidikan untukku, agar aku lebih berani.” Aku
            berusaha agar tetap positif thinking.
                Tba-tiba aku dikagetkan dengan kadatangan seorang
            security. “Din, nanti minta bantuan saja ke pengawasnya


            260 | Roda Berputar dalam Cahaya
   291   292   293   294   295   296   297   298   299   300   301