Page 51 - RBDCNeat
P. 51

lain sudah bisa berjalan, aku hanya bisa merangkak. Ke
              mana-mana aku harus digendong. Suatu ketika ada informasi
              tentang seorang tabib di daerah Bandung. Tabib ini biasa
              membuka praktek pengobatannya di lapangan-lapangan
              besar dan terbuka.

                  Setelah menikah dengan Pengacara, kondisi keuangan
              Mama memang cukup ‘lumayan’. Jadi, setiap ada informasi
              pengobatan pasti didatangi, di mana pun tempatnya. Begitu
              pula ketika mendengar ada tabib yang membuka praktek di
              lapangan ini.
                  Waktu itu, sedang banyak pasien di sana. Mungkin karena
              penampilan Mama terlihat berbeda seperti orang kaya, aku
              didahulukan oleh sang Tabib. Mama bahkan diminta datang
              langsung ke rumah si Tabib.
                  Karena ingin melihat anaknya  sembuh, Mama pun
              menuruti saran Tabib, datang ke rumahnya. Tabib mengobatiku
              dengan cara dipijit. Mama juga harus membeli ramuan obat
              darinya dengan harga yang tidak murah. Bagi Mama itu semua
              tidak jadi masalah, yang penting aku bisa berjalan. Toh uang
              bisa dicari.

                  Secercah harapan besar menyusup di hati Mama dan
              nenek ketika melihat ada seorang anak yang dibawa berobat
              ke Tabib tersebut dalam keadaan lumpuh. Setelah dipijit, anak
              itu pulang dalam keadaan sudah bisa berjalan sendiri. Wah,
              alangkah bahagianya jika hal itu terjadi juga padaku.







                                             Roda Berputar dalam Cahaya | 15
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56