Page 32 - Buku SKI X MA
P. 32
Rasulullah Saw untuk kembali meminta keringanan kepada Allah Swt, namun
Rasulullah Saw menjawab “Aku sangat malu kepada Rabb-ku, aku sudah Ridha dan
menerima perintah ini” beberapa saat kemudian terdengar seruan “ Aku telah
menetapkan kewajiban dan telah kuringankan bagi hamba-Ku”.
Peristiwa Isra Mi‟raj ini tidak serta merta dapat diterima kebenarannya oleh
kaum kafir Quraisy, Abu Bakar adalah orang pertama yang mempercayai kebenaran
peristiwa tersebut, kemudian diberi gelar Ash-Shiddiq. Kafir Quraisy terus saja
meminta bukti kebenaran Isra Mi‟raj kepada Rasulullah Saw, kemudian Rasulullah
Saw menunjukan bukti bahwa dalam perjalanan Isra Mi‟raj ia melihat kafilah dari
penduduk Makkah dalam perjalanannya dan akan tiba di Makkah esok hari. Setelah
benar datang kabilah tersebut pada esok harinya, kaum kafir Quraisy tetap saja tidak
mempercayai peristiwa Isra Mi‟raj tersebut dan menuduh Rasulullah Saw sebagai
seorang peramal.
4. Hijrah ke Yatsrib
Setelah peristiwa Isra Mi‟raj ada satu perkembangan besar bagi kemajuan kaum
muslimin yang datang dari penduduk Yatsrib. Mereka melaksanakan ibadah haji ke
Makkah yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj. Pada musim haji selanjutnya, terdiri
dari dari orang-orang Yatsrib berjumlah 73 orang, atas nama penduduk Yatsrib
mereka meminta kepada Rasulullah Saw untuk berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka
berjanji akan membela Rasulullah Saw dari segala macam ancaman, dan kemudian
Rasulullah Saw menyetujui baiat Aqabah dua setelah pada tahun kesebelas kenabian
menyetujui adanya Baiat Aqabah pertama.
a. Baiat Aqabah Ula
Ketika musim haji tiba, Rasulullah Saw menggunakannya untuk
menyampaikan dakwah kepada jamaah haji yang datang dari seluruh penjuru Arab.
Di antara mereka terdapat orang-orang Yatsrib dari suku Aus dan Khazraj. Kedua
suku ini sering mendengar berita dari orang-orang Yahudi bahwa Nabi akhir zaman
akan segera datang.
Pada musim haji tahun ke 11 kenabian, bertepatan dengan tahun 621 M, 12
orang dari suku Aus dan Khazraj berangkat ke Makkah untuk menunaikan ibadah
haji. Mereka bertemu dengan Rasulullah Saw di Aqabah (Mina) dan menyatakan
baiat (sumpah setia). Baiat itu kemudian dikenal dengan sebutan Baiat Aqabah I
atau disebut Baiatun Nisa‟, karena di antara yang ikut baiat ada seorang wanita, ia
bernama Afra binti Abid binti Sa‟labah.
Ada 6 pokok persoalan penting yang menjadi sumpah setia dalam Baiat
18 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS X