Page 89 - Buku SKI XII MA
P. 89

kedua  pecahan  SI  tersebut,  mengingat  ia  masih  dianggap  guru  oleh  Semaun.

                        Akhirnya Semaun dan Darsono dikeluarkan dari SI.
                              Pada tahun 1929, SI diusung sebagai Partai Sarikat Islam Indonesia hingga

                        menjadi peserta pemilu pertama pada 1955. HOS Cokroaminoto hingga saat ini
                        akhirnya  dikenal  sebagai  salah  satu  pahlawan  pergerakan  nasional  yang

                        berbasiskan  perdagangan,  agama,  dan  politik  nasionalis.  Kata-  kata  mutiaranya

                        seperti  “Setinggi-tinggi  ilmu,  semurni-murni  tauhid,  sepintar-pintar  siasat”
                        akhirnya  menjadi  embrio  pergerakan  para  tokoh  pergerakan  nasional  yang

                        patriotik, dan ia menjadi salah satu tokoh yang berhasil membuktikan besarnya
                        kekuatan politik dan perdagangan Indonesia. H.O.S. Cokroaminoto meninggal di

                        Yogyakarta pada 17 Desember 1934 pada usia 52 tahun

                     b.  Kiai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwisy (w.1923 M)
                                                 Lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868 dan meninggal di

                                                 Yogyakarta,  23  Februari  1923  pada  umur  54  tahun)
                                                 adalah  seorang  Pahlawan  Nasional  Indonesia.  Dia

                                                 adalah  putra  keempat  dari  tujuh  bersaudara  dari
                                                 keluarga  K.H.  Abu  Bakar.  KH  Abu  Bakar  adalah

                                                 seorang  ulama  dan  khatib  terkemuka  di  Masjid  Besar

                                                 Kasultanan  Yogyakarta  pada  masa  itu,  dan  ibu  dari
                           www.muhammadiyah.or.id/
                                                 K.H. Ahmad Dahlan adalah puteri dari H. Ibrahim yang
                           Gambar 4.5 KH Ahmad
                           Dahlan
                        juga menjabat penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada masa itu.
                              Nama  kecil  K.H.  Ahmad  Dahlan  adalah  Muhammad  Darwisy.  Dia

                        merupakan  anak  keempat  dari  tujuh  orang  bersaudara  yang  keseluruhan

                        saudaranya  perempuan,  kecuali  adik  bungsunya.  Dia  termasuk  keturunan  yang
                        kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, salah seorang yang terkemuka di antara

                        Walisanga, yaitu pelopor penyebaran agama Islam di Jawa. Silsilahnya tersebut
                        ialah Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishaq, Maulana 'Ainul Yaqin, Maulana

                        Muhammad  Fadlullah  (Sunan  Prapen),  Maulana  Sulaiman  Ki  Ageng  Gribig

                        (Djatinom), Demang Djurung Djuru Sapisan, Demang Djurung Djuru Kapindo,
                        kiai  Ilyas,  kiai  Murtadla,  KH.  Muhammad  Sulaiman,  K.H.  Abu  Bakar,  dan

                        Muhammad Darwisy (Ahmad Dahlan).
                              Pada umur 15 tahun, dia pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun.

                        Pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran
                        pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha






                                                        SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XII    77
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94