Page 39 - BUKU REFERENSI - KUMAN PENYEBAB PENYAKIT MENGERIKAN
P. 39
Gambar 2.4: Reproduksi Seksual dan Aseksual
Sumber: (Yani Suryani et al., 2020).
Jamur bersel satu berbiak dengan membelah diri, atau dengan bertunas. Tunas-
tunas yang dihasilkan itu biasanya kita sebut blastospora. Sepotong miselium atau
sepotong hifa dapat tercabik-cabik sehingga terbentuk semacam koloni. Pembiakan
aseksual samacam ini biasanya kita sebut fragmentasi.
Banyak jamur menghasilkan konidia, yaitu ujung hifahifa tertentu yang
membagi-bagi diri menjadi bentuk-bentuk bulat atau bulat telur atau empat-persegi
panjang.Bentuk tersebut dinamakan konidiospora. Disamping oidia (oidiospora) dan
artrospora yang merupakan deretan spora dikenal juga Klamidospora, yaitu spora
yang berdinding tebal.Klamidospora ada yang tunggal, ada yang berderet terdapat
pada ujung hifa atau di tengah-tengah hifa. Sporaspora tersebut dalam keadaan
terbuka, jadi tidak terwadahi di dalam suatu kotak. Hifa tempat tumbuhnya konidia
disebut konidiofor.
Ujung hifa di beberapa jamur dapat menggelembung merupakan suatu wadah,
sedang protoplastnya membagi-bagi diri menjadi suatu spora. Wadah itu kita sebut
sporangium, sporanya kita sebut sporangiospora, sedang hifa yang merupakan tangkai
sporangium kita sebut sporangiofor.
Pada umumnya warna jamur-jamur rendah itu ditentukan oleh warna konidia
Berbagai jamur dapat bervariasi dari bening tak berwarna sampai kuning, hijau,
jingga, merah, coklat, hitam. Bentuknya dapat berupa bola kecil, serupa telur, bulat
panjang, seperti sabit, serupa jarum dan sebagainya. Konidia dapat pula bersel
tunggal, dapt pula bersel banyak.
Sporangium beberapa jamur Phycomycetes menghasilkan spora-apora yang
dapar bergerak, dan oleh karena itu sporaspora tersebut mempunyai bulu cambuk
(flagel). Flagel ada yang polos, ada juga yang berambut. Flagel berpangkal dalam
protoplast. Pangkal itu disebut blefaroplast. Blefaroplast bargandengan dengan inti
dengan perantaraan benang-benang dan disebut rizoplast. Penampang melintang
34