Page 40 - Flipbook Ernawati
P. 40
36
Sebagaimana halnya percakapan sehari-hari, dialog dalam teks drama sering
kali menggunakan kosakata percakapan, seperti oh, ya, aduh, sih, dong. Mungkin
di dalamnya banyak ditemukan kata-kata yang tidak baku dan juga tidak lepas dari
kalimat-kalimat seru, suruhan, pertanyaan. Berikut contoh-contohnya.
Oh, ya!
Ampun seribu ampun!
Bagus! Bagus!
Atas dasar kekuatan!
Jangan khawatir.
Jangan sampai mereka menjadi korban dari pancaroba perubahan.
Sri... Ratu Dara?
Keadaan mereka?
Pada bahasa suku Mandar juga terdapat hal yang sama yaitu:
Oh, iyeq!
Aqdappangana maiqdi!
Macoa towandi!
Pokoqna lambaitau ah?
Itaq banditia?
Selain itu, teks drama memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut.
1. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi
kronologis). Contoh: sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian.
2. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang
terjadi, seperti menyuruh, menobatkan, melupakan, menghadap, beristirahat.
3. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan
atau dirasakan oleh tokoh. Contoh: merasakan, menginginkan, mengharapkan,
mendambakan, mengalami.
4. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan
tokoh, tempat, atau suasana, Kata-kata yang dimaksud, misalnya, rapi, bersih,
baik, gagah, dan kuat.
Evaluasi 2
1. Bacalah kembali teks drama yang berjudul "Pullando Puccecang" karya
Rosmadiana Tammalele!
2. Cermatilah kaidah kebahasaan yang ada pada teks drama tersebut secara
berkelompok.
3. Sajikanlah hasil pengamatan kelompokmu itu ke dalam format seperti berikut.
Kaidah Kebahasaan Kutipan Teks