Page 36 - Flipbook Ernawati
P. 36

32







                                                              Sinopsis
                         Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para Pahlawannya. Sekelumit
                         kisah perjuangan panjang mempertahankan tanah mandar mendulang kemerdekaan
                         hadir sosok perempuan gagah berani yang di beri gelar tomuane (ksastria) mandar ibu
                         agung H. Andi depu sebagai raja balanipa ke 52 dan pertama kalinya mengukir sejarah
                         adanya seorang wanita mandar menjadi arayang (raja). Andi depu rela menanggalkan
                         kesenangan pribadi, rumah tangga harta benda jiwa dan raga demi tetap berkibarnya
                         sang saka merah putih di tanah Mandar.
                                                              Adegan 1
                         (Suasana kediaman kerajaan Balanipa)
                         Raja             :   (berdiri  dari  kursi  memandang  kedepan  dengan  tajam  dan
                                              berfikir) "Belanda tidak boleh menguasai tanah Mandar ini tidak
                                              akan  kubiarkan  mereka  menindas  dan  membunuh  rakyatku!!
                                              Sebagai seorang pemimpin aku bertanggungjawab. (memanggil
                                              Cicci) Cicci.. Cicci...
                         Cicci            :   “Ayyeeeq puang”!
                         Raja             :   “Raja tidakkah engkau merasa ditindas”?
                         Cicci            :   “Ditindas?? maksud Puang”? (agak mendekat)
                         Raja             :   “Saya sebagai raja kalian aku telah mendengar suara hati kalian
                                              aku  merasakan  penderitaan  kalian,  bahwa  sebenarnya  kalian
                                              ingin bebas”!
                         Cicci            :    “Betul puang!kami hendak merdeka bebas dalam memilih dan
                                              menentukan arah hidup kami,tidak dijajah”!!!
                         Raja             :   “Baiklah! Tapi Cicci menerimakan rakyatku jika jiwa dan raga
                                              kalian dipanggil unutk berjuang demi memerdekan tanah
                                              mandar kita”.
                         Cicci            :   “Pasti puang prinsip kami puang lebih baik mati daripada hidup
                                              bersama  penjilat-penjilat,  pengkhianat  penguasa  moral  yang
                                              rakus akan kekuasaan”!!
                         Raja             :   “Tapi  cicci  kalian  perlu  tahu,bahwa  harga  kebebasan  dan
                                              kemerdekaan  sungguh  sangat  mahal  kita  harus  mampu
                                              menyerahkan  segala  apa  yang  kita  miliki  untuk  sebuah
                                              perjuangan  meskipun  harus  merelakan  semuanya,bahkan
                                              keluarga,dan kita mesti berani mati”.
                         Cicci            :   “Mati??? Puang kebanyakan rakyat kita tidak takut mati tetapi
                                              apakah kematian adalah harga untuk membuktikan bahwa kita
                                              sudah merdeka puang”???
                         Raja             :   “Perjuangan tidak harus terhenti karena adanya kematian, karena
                                              sebenarnya kematian adalah jalan untuk memperoleh kebebasan
                                              yang hakiki”.
                         Cicci            :   (menggaruk     kepala)   “Hamba  tambah       tidak  mengerti
                                              puang...puang saya punya masukan Puang bagaimana kalua kita
                                              berpura-pura bersama belanda”??
                         Raja             :   “Maksudmu cicci? Menyerahkan kalian? Tidak mungkin, dengar
                                              Cicci sungguh dengan nyawapun aku rela mempertahankannya.
                                              Belanda jangan pernah berfikir aku gentar menghadapinya dan
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41