Page 45 - Flipbook Ernawati
P. 45
41
Dari luar warga merespon.
Warga 1 : “Heiiii... Kalian jangan egois...! Dunia ini milik banyak orang
hak orang lain atas dunia ini mau diapakan”?
Warga 2 : “Yah...! Betul memangnya kamu berdua saja yang hidup di
dunia ini? Heiii (kepada warga lainnya)
Cinta membuat matanya jadi buta memangnya dunia ini
buatan nenekmu”?
Warga 3 : “Sssst...! Kalian jangan sewot yang penting kita saksikan apa
adegan mereka selanjutnya biar lebih asik”!
Kedua insan yang memadu kasih merasa terganggu dan terusik lalu meninggalkan
tempat.
Kaco : “Adinda saya rasa ketentraman dan kebahagian kita ini banyak
orang yang tidak senang melihatnya”.
Cicci : “Yaaa.. kanda memang sekarang ini tingkat kecemburuan
terhadap orang lain semakin meningkat”.
Kaco : “Sebaiknya tempat ini kita tinggalkan saja kita cari tempat yang
lebih aman disini kita tidak bebas mengungkapkan perasaan“.
(selalu mereka berdua meninggalkan tempat)
Tinggal warga saling mengomentari
Warga 3 : “Kalian telah mengganggu orang lain merusak kesenangan dan
kebahagiaan orang lain”!
Warga 1 : “Tapi mereka berdua menjadikan kita tidak berarti di dunia ini”.
Warga 3 : “Itu retorika orang berpacaran untuk saling meyakinkan
sebagaimana retorika orang politik orang berdagang retorika
mubaligh mereka berbicara untuk meyakinkan orang lain agar
mempercayainya walau pun apa yang mereka katakan itu tidak
benar dan tidak mampu melakukannya”.
Warga 4 : “Hei.. hei..! Kalian jangan banyak beretorika sebaiknya kita
bergembira dan menari”!
Musik dimainkan, dengan riang warga bergembira penari pa'dego mulai menari
memainkan sendok kayu yang digenggamnya sampai lampu padam.
Lampu kembali dinyalakan musik mengiringi Ka'useng dalam kegelisahannya.
Musik beralih mengiringi Ka’useng. Ka’useng bimbang dan ragu, bingung
memikirkan perempuan yang dicintainya memilih laki-laki lain. Kecemburuan
ka’useng memuncak lalu memutuskan untuk membunuh si Kaco.
Ka'useng : “Dasar sial kurang apa aku ini kacau orang biasa massa dapat
memikat hati si Cicci saya harus menyingkirkannya, Kaco
harus dilenyapkan dari muka bumi ini dalam saat-saat seperti
ini Kaco biasanya ada di kebunnya saya harus ke sana untuk
menghabisinya”.
Kaco yang sementara berada di kebunnya diiringi musik agak syahdu (seruling
calung) dan tiba-tiba Ka'useng datang.