Page 49 - Flipbook Ernawati
P. 49

45







                         Warga 1          :  “Ka'useng  turun  hukum  adat  harus  ditegakkan,  siapapun
                                             engkau kami tidak pandang bulu”!
                         Warga 3          :  “Ka'useng  telah  bertindak  semena-mena  dengan  tidak  punya
                                             perikemanusiaan telah membunuh orang lain”.
                         Puang Gamma      :  “Kalian  masuklah  kedalam  biar  aku  saja  yang  menghadapi
                                             mereka”. (Puang Gamma memerintahkan Puang Cazdia dan
                                             Ka'useng masuk ke dalam). Tenang saudara-saudara mari kita
                                             bicarakan secara kekeluargaan.
                         Para warga saling memandang lalu menunduk.
                         Puang Gamma      :  “Masuklah.. ”! (mempersilakan warga masuk ke dalam rumah)
                         Para warga masuk memberi hormat dan duduk bersilah
                         Puang Gamma      :  “Sebenarnya apa maksud kalian sesungguhnya apa kalian mau
                                             mempermalukan saya”?
                         Koor warga       :  “Tidak Puang..”! (sambil menunduk)
                         Warga 5          :  “Sebelumnya Puang kami ini hanya ingin agar hukum adat yang
                                             berlaku di daerah kita ini sebagai warisan leluhur tetap berjalan
                                             Puang”
                         Puang Gamma      :  “Saya  mengerti  tapi  apakah  kamu  sering  masih  perlu  diberi
                                             sanksi  sedang  dia  sudah  berada  di  rumah  saya  sebagai
                                             pemangku adat”?
                         Warga 1          :  “Tapi Puang ....”!
                         Tiba-tiba Puang Cazdia muncul.
                         Puang Cazdia     :  “Saya  sudah  paham  maksud  kalian  baiklah  saya  yang  akan
                                             memutuskan mengenai hukuman yang pantas bagi Ka’useng”.
                         Ka'useng         :  “Ibu  selamatkan  saya..,  Aku  tak  akan  mengulangi  lagi
                                             perbuatan ini”. (Ka'useng kembali bersimpuh di kaki ibunya)
                         Puang Cazdia     :  “Anakku hukum itu tak bisa seperti karet yang bisa kendur dan
                                             bisa mengganti tidak anakku aku juga tidak mau kehilanganmu
                                             tapi hukum menghendaki demikian (kembali berbicara kepada
                                             warga) begini demi atas nama hukum kebenaran dan keadilan
                                             maka  aku  memutuskan  agar  kauseng  diberi  hukuman  yang
                                             setimpal  dengan  perbuatannya  tapi  dengan  satu-satunya
                                             permintaanku Ka'useng harus mati diatas pangkuanku (Puang
                                             Cazdia merasa sangat perih, sedih, pedih, dan menangis).
                         Puang Gamma      :  “Kalau Ka'useng tidak bisa dimaafkan, ya apa boleh buat tapi
                                             bukankah  Ka'useng  telah  sempat  berlindung  di  rumah
                                             pemangku  adat  sebagaimana  kebiasaan  yang  berlaku  bila  si
                                             pelaku telah sempat menyaksikan bubungan rumah salah satu
                                             pemangku  adat  maka  selamatlah  orang  itu  dan  dia  harus
                                             terbebas  dari  hukum.  Ka'useng  tidak  hanya  sempat  melihat
                                             bubung  rumah  pemangku  adat  tapi  lebih  jauh  kaku  setelah
                                             berada di  dalam rumah  salah satu  pemangku adat  itu berarti
                                             Ka'useng dengan sendirinya terbebas dari segala tuntutan”.
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54