Page 6 - Flipbook Ernawati
P. 6

2







                        dan 4.19 mendemonstrasikan sebuah naskah drama dengan memerhatikan isi dan

                        kebahasaan.
                               Namun  demikian,  siswa  cenderung  kurang  tertarik  dalam  mengapresiasi

                        karya  sastra  terutama  pada  materi  drama.  Sesuai  kenyataan  yang  ada,  pada

                        observasi awal beberapa siswa mengaku bahwa “saya lebih tertarik dengan drama
                        korea,  drama  India,  sinetron  berseri,  bahkan  film  Barat”.  Sejalan  dengan  hal

                        tersebut pernyataan selanjutnya dibenarkan oleh salah satu guru model bahwa “nilai
                        siswa  hanya  30%  sampai  dengan  35%  yang  mampu  mencapai  nilai  ketuntasan

                        minimal disebabkan oleh kurangnya bahan ajar yang relevan”.

                               Oleh  sebab  itu,  penulis  merasa  tergugah  untuk  membuat  dan
                        mengembangkan  bahan  ajar  berbasis  kearifan  lokal  Mandar  sebagai  edukasi

                        terhadap kecintaan budaya dan bahasa Mandar  yang kini telah terkikis. Melalui
                        materi  drama  akan  diimplementasikan  bahan  ajar  yang  berbasis  kearifan  lokal

                        Mandar sebagai bentuk apresiasi dalam melestarikan budaya dan bahasa Mandar
                        kepada siswa sesuai anjuran peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan.

                               Local  wisdom  (kearifan  lokal)  dapat  dipahami  sebagai  gagasan-gagasan

                        setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, tertanam dan
                        diikuti oleh anggota masyarakatnya.ciri-ciri kearifan lokal ialah sebagai berikut: (1)

                        Mampu bertahan terhadap budaya luar; (2) memiliki kemampuan mengakomodasi
                        unsur-unsur  budaya  luar;  (3)  empunyai  kemampuan  mengintegrasikan  unsur

                        budaya luar ke dalam budaya asli; (4) mempunyai kemampuan mengendalikan; dan

                        (5) mampu memberi arah pada perkembangan budaya.
                               Kearifan lokal dapat diinternalisasikan dalam pendidikan karena memiliki

                        kelebihan  yang  terkandung  di  dalamnya.  Kelebihan  tersebut  menurut  Taprianto
                        (2013:  56)  sebagai  berikut:  (1)  dapat  menjadi  sarana  pembelajaran  bagi  setiap

                        manusia  untuk  menjadi  orang  yang  cerdas,  pandai,  dan  bijaksana,  (2)  memiliki

                        nilai-nilai  positif.  Sebagaimana  Taprianto  (2013)  mengemukakan  bahwa  nilai
                        budaya dan potensi lokal itu meniscayakan fungsi yang strategis bagi pembentukan

                        karakter dan identitas.
                               Dalam  kearifan  lokal,  terkandung  pula  kearifan  budaya  lokal.  Kearifan

                        budaya lokal adalah pengetahuan lokal yang sudah sedemikian menyatu dengan
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11