Page 36 - Materi Ajar Ekosistem
P. 36
Tercatat ada 9.956 jumlah total jenis tumbuhan di Kalimantan dan 8.931 jenis di
Sumatera, dengan jumlah tumbuhan endemik sebanyak 3.936 di Kalimantan dan
1.891 di Sumatera. Nilai total jenis tumbuhan di kedua pulau tersebut berkisar 43 -
53 persen dari total jenis tumbuhan yang tercatat di Indonesia.
Sementara itu, total fauna yang tercatat di Kalimantan adalah 7.683 spesies, dan
di Sumatera sebanyak 4.546 spesies. Dari keterangan tertulis yang diterima dari
LIPI, Jumat (4/10/2019), daratan Kalimantan dan Sumatera terdiri dari berbagai
jenis hutan seperti hutan gambut, kerangas, karst, endapan, rawa dan lainnya yang
masing-masing mempunyai ciri khas.
Hutan yang umum dijumpai di Sumatera dan Kalimantan adalah hutan dataran
rendah Dipterokarpa yang tumbuhan penyusunannya adalah jenis tumbuhan dari
famili Dipterocarpacea seperti keruing (Dipterocarpus spp.), meranti (Shorea spp.),
dan kamper (Dryobalanops spp.). Tipe hutan ini ditemukan hingga Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku dan Papua.
Saat ini tercatat sedikitnya 371 jenis Dipterocarpacea dengan konsentrasi
persebaran tertinggi ada di Kalimantan. Sebanyak 50 persen atau 199 jenis
Dipterocarpacea ditemukan di Kalimantan, dan 103 jenis tersebar di Sumatera.
Marga tumbuhannya meliputi Anisoptera, Balanocarpus, Cotylelobium,
Dipterocarpus, Dryobalanops, Hopea, Parashorea, Shorea, Upuna, dan Vatica.
Dari data LIPI, tercatat 90 persen jumlah pohon per hektar atau mencapai 240
pohon mati akibat kebakaran hutan di Kalimantan pada tahun 1998. Tetapi jumlah
tersebut bergantung kepada tingkat kebakarannya. Mengacu pada kejadian
kebakaran hutan tahun 1998 dan 2015, kebakaran hutan yang terjadi di tahun ini
berpotensi menyebabkan 95 persen jenis tumbuhan terbakar dan mengalami
kekeringan.
Lokasi yang terbakar menyebabkan terbukanya kondisi lahan sehingga
menyebabkan lahan langsung terpapar matahari dan menurunkan fungsinya
sebagai penyedia unsur hara bagi tumbuhan di atasnya untuk regenerasi hutan.
Tingkat kebakaran yang besar juga berdampak hilangnya sumber biji yang
diharapkan akan tumbuh kembali di musim hujan dan menjadi sumber
pengkayaan keanekaragaman hayati di wilayah tersebut. Setelah dua sampai tiga
tahun, jenis paku-pakuan serta tumbuhan pionir lainnya mulai muncul di beberapa
titik lokasi kebakaran hutan.
Tumbuhan tersebut seperti tumih (Combretocarpus rotundatus), gerunggang
(Cratoxylum arborescens (Vahl.), dan lainnya. Jenis tersebut merupakan jenis yang
asli rawa gambut tergenang sampai cenderung kering dan berpasir kuarsa. Tunggul
pohon yang terbakar belum memperlihatkan terubusnya, yang kemungkinan
disebabkan tingginya tingkat kebakaran hutan.
29