Page 53 - Teknologi dan Komunikasi Untuk Pengurangan Risiko Bencana
P. 53

bahan pertimbangan implementasi              yang mampu memberikan masukan
                     operasional di BMKG.                         dan    mendukung      pengembangan
                                                                  prototipe EEWS,  khususnya pada
                  10. Focus Group Discussion (FGD)  and           aspek      acquisition,   processing,
                     Workshop                                     dan  dissemination. Selain  itu, staf
                     Penguatan  kapasitas  sumber daya            EEWS      berhasil  mengembangkan
                     manusia  (SDM) menjadi  elemen               sistem pendukung seperti  SIMap
                     kunci dalam pengembangan prototipe           dan RSEEWS  sebagai bagian dari
                     sistem peringatan  dini  gempa bumi          implementasi     teknologi   modern.
                     (EEWS) di Indonesia.                         Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan
                                                                  kompetensi teknis peserta tetapi juga
                     Melalui FGD  dan workshop yang               memperkuat kolaborasi antara BMKG
                     diselenggarakan  BMKG,  staf  dari           pusat dan daerah untuk menciptakan
                     pusat dan unit pelaksana teknis (UPT)        sistem EEWS yang lebih cepat, andal,
                     daerah dilatih untuk memahami prinsip        dan efektif.
                     kerja EEWS, mulai dari akuisisi data,
                     pemrosesan  data, hingga diseminasi       Peta Risiko Bencana Lebih
                     informasi  peringatan  dini. Kegiatan     Detail
                     ini juga memperkenalkan  teknologi
                     modern seperti kecerdasan buatan          Dalam  pembuatan  peta risiko bencana
                     (AI),  internet of things (IoT),  dan     saat ini  teknologi  yang digunakan
                     structural health monitoring (SHM)        menggunakan adalah citra satelit. Alat ini
                     untuk meningkatkan  kecepatan  dan        membantu dalam melakukan;  Pemetaan
                     akurasi sistem.  Kolaborasi dengan        lokasi  bencana,  analisis  dan penilaian
                     ahli  internasional  seperti  dari Jepang   bencana,   pemantauan       kerusakan
                     dan  Taiwan memberikan wawasan            bencana,      perencanaan      evakuasi,
                     tambahan     melalui    studi   kasus     penentuan wilayah yang perlu dihindari,
                     keberhasilan sistem EEWS di negara        dan identifikasi daerah berisiko tinggi.
                     tersebut.
                                                               Penggunaan  citra satelit menurut Badan
                     Output utama dari kegiatan ini adalah     Riset dan Inovasi  Nasional  (BRIN)
                     pengembangan       kapasitas     SDM      memberikan  keuntungan  yaitu memiliki
















                                                                                                TEKNOLOGI DAN KOMUNIKASI
        SERIAL BUKU PROYEK PRAKARSA KETANGGUHAN BENCANA INDONESIA (IDRIP) TAHUN 2021-2025                       51
                                                                                           UNTUK PENGURANGAN RISIKO BENCANA
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58