Page 71 - Bersama Hadapi Bencana
P. 71
Kawasan Megathrust North Sulawesi telah September 2018 yang mencapai 7,53 M
mencatat sejumlah peristiwa gempa dan pada sesar Palu-Koro. Gempa ini tidak
tsunami yang menghancurkan. Sebagai hanya menyebabkan kerusakan fisik yang
contoh, pada 30 Januari 1930, gempa luas, tetapi juga menyebabkan tsunami di
besar terjadi di pantai barat Kabupaten Teluk Palu, yang menelan banyak korban
Donggala, yang diikuti oleh tsunami jiwa dan merusak infrastruktur secara
setinggi 2 meter. Kejadian berikutnya signifikan. Peristiwa historis ini menjadi
terjadi pada 14 Agustus 1938, dengan bukti nyata bahwa kawasan ini sangat
gempa berkekuatan enam magnitudo rentan terhadap ancaman bencana
yang memicu tsunami setinggi 8 hingga gempa dan tsunami, yang mengharuskan
10 meter di pantai barat Kabupaten penanggulangan bencana yang lebih
Donggala. Salah satu peristiwa besar terorganisir dan terkoordinasi.
yang paling tragis adalah gempa 28
Bila meninjau dari sisi teknis, peta
seismotektonik menunjukkan sebaran
kluster-kluster hiposenter di beberapa
lokasi. Gempa bumi kedalaman dangkal
(< 60 km) umumnya tersebar di antara
pantai utara Sulawesi (Toli-toli hingga
Manado), pantai timur Sulawesi utara,
Teluk Tomini, hingga Laut Maluku. Kluster
lainnya terdapat di sepanjang sesar Palu
Koro hingga sesar Lawanopo.
Pasca gempa bumi Palu dengan
magnitudo 7,5 pada 2018 lalu, terjadi
gempa bumi swarm di Mamasa Sulawesi
Barat yang membentuk klaster tersendiri.
Gempa bumi kedalaman menengah
(antara 60-300 km) umumnya tersebar di
Teluk Tomini mulai dari selatan Gorontalo
dan di utara Kepulauan Banggai. Kluster
ini menerus berbelok ke utara mengikuti
subduksi Sangihe di timur Sulawesi Utara.
Peta Seismotektonik
Kawasan Sulawesi
BERSAMA HADAPI BENCANA
SERIAL BUKU PROYEK PRAKARSA KETANGGUHAN BENCANA INDONESIA (IDRIP) TAHUN 2021-2025 69
PENGUATAN KAPASITAS DAN SOLIDARITAS DALAM MANAJEMEN BENCANA

