Page 22 - Untitled-1
P. 22

Sejarah makanan  jumbrek                                 Jika musim nangka tiba,

                                                                                                                                  ini,  pada abad ke  15  hingga                           biasanya  jumbrek  dicampur
                                                                                                                                  16,  Pulau  Jawa bagian pesisir                          dengan  potongan  nangka

                                                                                                                                  utara  menjadi  salah  satu                              untuk  menambah  citarasa
                                                                                                                                  sasaran  dakwah  para wali.                              yang beragam.  Kemudian
       Jumbrek                                                                                                                    Sebab,          kawasan             pantura              lontar yang dibentuk kerucut,
                                                                                                                                                                                           dibungkus ke  dalam  daun
                                                                                                                                  sangat strategis sebagai pusat

                                                                                                                                                                                           dan setelah itu melalui tahap
                                                                                                                                  perdagangan, jalur  diplomasi
                                                                                                                                  internasional melalui maritim.                           kukus.

                                                                                                                                  Jumbrek  kerapkali  menjadi
                                                                                                                                  sajian  atau suguhan  untuk                              Kamu         dapat         membelinya

                                                                                                                                  tamu yang datang kerumah.                                dengan           harga           rata-rata
                                                                                                                                  Dalam               acara              tradisi           Rp.20.000  – Rp.30.000  per
       Makanan             khas         Lamongan           Jumbrek  sendiri  merupakan                                                                                                     bungkus nya  yang  berisi
       berikutnya  adalah jumbrek.                         sejenis  jajanan atau camilan                                          “sedekah            bumi”,          jumbrek              sekitar 10 biji jumbrek.

       Jumbrek  terbuat dari  bahan-                       yang  bisa  kamu  nikmati  selagi                                      biasa menghiasi salah satu
       bahan  seperti  tepung beras,                       berwisata  di Lamongan  dan                                            kelengkapan                       makanan

       santan kelapa, dan gula merah                       dapat mengganjal perut kamu.                                           tradisional.
       siwalan yang sangat khas.







                                                        22                                                                                                                           23
                                                                                                                                                                                                                    https://bit.ly/warungida
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27