Page 19 - CERPEN_GURU_NELLY_SDN WONOKUSUMO IV
P. 19

“Saya harus ikut Ibu ke rumah sakit. Maaf ya bu, mungkin ibu guru menunggu

                  saya. Sekali lagi saya mohon maaf.”

                         Dugaanku ternyata benar. Mendengar pernyataan anak tersebut, hati ini merasa
                  sedih. Mungkin kalau ibunya tidak menderita penyakit tersebut dan juga dia memiliki

                  peralatan belajar yang memadai. Mungkin hal ini tidak akan dia alami gumanku dalam
                  hati. Tidak apa-apa nak” jawab ku sambil ku elus kepalanya. kasihan kamu Nak! Sekecil

                  ini kamu harus selalu menjaga ibu mu yang sedang sakit.
                  Setelah  memberikan  tugas  kepada  Aqyla,  Kemudian  aku  memui  ibunya.  Pada

                  kesempatan  kali  ini,  Ku  beranikan  diri  untuk  bertanya  kepada  sang  ibu  tentang

                  keberadaan ayah Aqyla Rahma. Maaf bunda. kalau boleh saya tahu, di mana Ayah Aqyla
                  sekarang?...  Bunda Aqyla lalu menjawab, tanpa ada yang ditutup – ditutupi. Beliaunya

                  mulai  bercerita.  Setelah  Ayah  Aqyla  mengetahui  bahwa  saya  menderita  penyakit
                  gangguan  jiwa  dan  harus  menjalani  terapi  setiap  satu  minggu  sekali,  dia  malah

                  meninngalkan saya dan Aqyla dalam keadaan yang sangat sulit ini. Ayah Aqyla merasa
                  malu karena memiliki seorang istri yang mengalami gangguan mental dan hingga saat ini

                  saya tidak tahu keberadaannya. Dalam kondisi  seperti  ini, mau tidak mau saya harus

                  bekerja  membanting  tulang  untuk  mencukupi  kebutuhan  sehari  –  hari  dengan  cara
                  menjual gorengan yang saya ambil dari orang lain untuk saya jajakan keLiling kampung.

                  Ditambah lagi, saya harus menebus setiap resep obat yang diberikan oleh dokter yang

                  harganya  cukup lumayan mahal  untuk  orang kalangan saya. agar penyakit yang saya
                  derita tidak kambuh lagi. Hanya dengan sedikit laba yang saya peroleh dari hasil menjual

                  gorengan  tersebut,  saya  tidak  mampu  membeli  Hp  untuk  kebutuhan  sekolah  Aqyla
                  Setelah mendengarkan cerita yang dituturkan oleh ibunda Aqyla saya merasa sangat sedih

                  dan  prihatin  dengan  penderitaan  yang  dialami  oleh  mereka.  Setelah  ibunda  Aqyla
                  bercerita panjang lebar, kemudian beliaunya pamit untuk pulang.



                  Lama  sekali  aku  berpikir.  Bagaimana  cara  agar  siswa  ku  tersebut  dapat  mengikuti
                  pembelajaran  dengan  semaksimal  mungkin.  Akhirnya  kuputuskan  untuk  membelikan

                  sebuah buku tuntunan membaca lancar yang dapat dia pelajari di rumah. Untung saja
                  ibunda  Aqyla  dapat  membaca  sehingga  dapat  mendampingi  Aqyla  dalam  belajar

                  membaca. karena Aqyla masih belum lancar dalam membaca. mungkin hal itu terjadi



                                                           16
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24