Page 29 - Tiga ksatria dari Dagho
P. 29

Tak  lama  kemudian  Sang  Hyang  telah  kembali  ke
            kahyangan. Setibanya di kahyangan, ditanyakanlah kepada

            putri-putrinya siapa yang rela berkorban untuk menolong
            seorang putra raja yang malang.

                    “Hai, putri-putriku, siapakah di antara kalian yang
            bersedia menolong seorang manusia yang hidup sebatang
            kara di tengah hutan? Manusia itu adalah seorang putra

            raja yang sedang diasingkan. Adakah di antara kalian yang
            bersedia  menolongnya  dengan  menjadi  istrinya?”  tanya
            Sang Hyang.

                    Tiada  seorang  pun  yang  bersuara.  Sang  Hyang
            mengerti tidak  seorang  pun  yang  bersedia menjadi  istri

            pemuda  malang  itu. Ia menatap putri-putrinya.  Yang
            ditatap tertunduk semua.  Sejenak  suasana  menjadi
            hening. Tiba-tiba keheningan itu dikejutkan oleh sebuah
            suara.

                    “Ayahanda, saya bersedia!”

                    Semua  menoleh  ke  arah  suara  itu.  Ternyata  itu

            adalah suara si putri bungsu. Putri bungsu itu bernama
            Kondawulaeng atau Sangiang Konda.

                    “Bagus  putriku,  kau  memang  seorang  putri  yang
            patuh  kepada orang  tua. Kau  selalu  bersedia menolong
            orang lain,“ kata Sang Hyang memuji putrinya.

                    Pada  hari  yang  ditentukan  Kondawulaeng  turun
            ke dunia.  Ia turun di  hutan  tempat  Gumansalangi

            diasingkan.  Kondawulaeng  menyamar sebagai  seorang



                                         22
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34