Page 25 - Tiga ksatria dari Dagho
P. 25

Keesokan     harinya     Pangeran      Gumansalangi
            diasingkan  ke  tengah  hutan  rimba.  Ia  diantar  tentara
            kerajaan.  Hutan tempat  pengasingannya itu bernama
            Hutan Marauw.

                    Setiba di hutan itu, Gumansalangi mendengar suara-

            suara aneh. Dari arah belakang terdengar suara harimau
            sedang mengaum. Dari arah kiri kanan terdengar kaki-kaki
            gajah  yang  sedang  berlarian.  Suara-suara monyet  yang
            bergelantungan di atas pohon makin menambah seramnya
            hutan itu. Hutan itu begitu angker.

                    Tampak sekali wajah Gumansalangi ketakutan. Ia

            melihat ke kiri dan kanan, tiada seorang pun yang dilihatnya.
            Sudah cukup lama ia berada di hutan itu, tidak terasa hari
            sudah mulai gelap. Burung-burung sudah mulai kembali ke
            sarangnya. Kelelawar beterbangan mencari pohon-pohon

            yang  berbuah.  Suara  kelelawar  meramaikan  suasana
            hutan.  Karena  ketakutan  dan  kelelahan,  Gumansalangi
            pun  tertidur dengan  lelapnya  di  bawah  sebatang  pohon
            yang rindang.

                    Keesokan harinya ia terbangun. Betapa terkejutnya

            Gumansalangi ketika beberapa puluh meter di hadapannya
            terbentang sebuah danau yang biru nan luas. Gumansalangi
            mendekat  ke  arah  danau.  Ia  mengusap-usap  mukanya
            dengan air danau yang jernih itu.







                                         18
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30