Page 23 - Tiga ksatria dari Dagho
P. 23

“Baiklah,  saya mengerti perasaanmu.  Kamu
            sekarang  pulanglah.  Nanti akan  aku  suruh  hulubalang
            untuk mengganti semua kerugianmu,” kata Raja mengakhiri
            pembicaraan.

                    “Terima kasih,  Paduka.  Tuanku  sungguh  amat

            bijaksana.  Hamba  mohon  pamit,”  jawab  pedagang
            itu sambil  menyembah.   Sejurus kemudian  sang  Raja
            memanggil salah seorang menterinya.

                    “Wahai Paman, aku sangat sedih melihat perangai
            putraku.  Semakin  hari  tabiatnya semakin  menjadi-jadi.

            Aku bingung melihat sifat dan perilakunya itu,” kata sang
            Raja dengan wajah yang kesal.

                    “Benar, Paduka.  Hamba juga  sering mendapat
            laporan yang serupa. Belum lama ini hamba juga mendapat
            laporan  kalau  Pangeran  Gumansalangi  mengamuk  di
            tempat perjudian. Namun, maaf Paduka. Apakah Paduka

            sudah mencoba menasihatinya?”

                    “Sudah,  beberapa  kali  aku  sudah  menasihatinya.
            Bahkan, sering pula aku memukulnya. Namun, nasihatku
            tak  didengarnya.  Ucapanku  dianggapnya  bagai  angin
            lalu saja. Paman, aku sedih memikirkan putraku ini. Aku

            khawatir akan masa depannya. Apakah Paman mempunyai
            saran, harus aku apakan putraku ini?” tanya sang Raja.

                    “Baginda,  hamba  juga  sedih  melihat  perangai
            Pangeran Gumansalangi. Hamba melihat rakyat semakin
            membencinya.”



                                         16
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28