Page 22 - Tiga ksatria dari Dagho
P. 22
“Aduh kasihan sekali dia, padahal dia pedagang
baru,” kata pedagang lain kepada temannya.
Sementara orang-orang di pasar masih dihebohkan
oleh kejadian pembakaran itu, Gumansalangi sudah tidak
lagi tampak di antara mereka. Dia sudah menghilang
secepat kilat.
Sore itu Raja Kotabatu kedatangan seorang tamu.
“Maaf Paduka, hamba datang ingin melaporkan
sesuatu.”
“Coba kamu katakan, apa yang kamu alami,” tanya
Raja.
“Pagi ini saya berdagang seperti biasa, sampai
akhirnya musibah menimpa kami.”
“Ayo, katakan musibah apa yang menimpamu itu?”
Raja seperti tidak sabar ingin segera tahu apa yang terjadi
pada pedagang itu.
“Begini Paduka, tadi pagi Pangeran Gumansalangi
datang ke pasar. Beliau hendak membeli sebuah kain.
Namun, rupanya kain yang beliau cari tidak ada. Lalu,
beliau marah-marah, mengacak-acak, dan membakar
seluruh dagangan kami.”
Raja seperti disambar petir mendengar cerita itu.
“Anak itu sudah keterlaluan,” gumamnya dalam hati
sambil mengepalkan tangannya keras-keras.
15