Page 17 - Tiga ksatria dari Dagho
P. 17

Beberapa  saat kemudian  suasana  menjadi  sepi.
            Yang tampak tinggal debu-debu yang masih beterbangan.
            Perang  segitiga  dihentikan.  Anggota  pasukan  sudah
            berkumpul  dan  kembali  ke  pasukannya  masing-masing.

            Mereka merasakan lelah yang luar biasa.

                    Sementara anggota  pasukannya beristirahat,
            pimpinan  pasukan,  yaitu Angsuanglika,  Wangkoang,
            dan Wahede berkumpul untuk membicarakan kelanjutan
            perang itu.

                    “Adik-adikku, kita telah berperang selama seminggu.

            Namun,  ternyata kita sama-sama kuat.  Kita belum
            menemukan siapa pemenangnya,” kata Angsuanglika.

                    “Benar,  Kakanda.  Kita sama-sama kuat. Kita
            memang sama-sama kesatria,” sambung Wangkoang.

                    “Lalu,  bagaimana  sebaiknya?  Siapa  yang  harus
            menjadi raja di negeri ini?” kata Angsuanglika selanjutnya.

                    “Kakanda-kakandaku yang perkasa, saya rasa kita
            memang ditakdirkan menjadi para kesatria. Kalau perang

            ini kita lanjutkan, saya khawatir pasukan kita akan habis.
            Kasihan  mereka.  Lalu,  hanya  kita bertiga  yang  tersisa,“
            kata  Wahede.

                    “Jadi, menurutmu, apa sebaiknya yang harus kita
            lakukan?” tanya Wangkoang.

                    “Kalau kakanda berdua setuju, sebaiknya perang ini

            kita akhiri saja,” jawab Wahede.


                                         10
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22