Page 63 - Raja Rokan
P. 63
“Ibu ingin mengetahui dari mana engkau memperoleh berita
tentang keadaan adikmu?” Demikian pertanyaan Putri Sangka
Bulan kepada Sutan Seri Alam.
Sutan Seri Alam lalu bercerita pada ibunya, “Dalam
perjalananku menuju negeri Rokan, aku pernah ditolong seorang
pertapa. Ia bernama Aji Panalihan. Aku diajari ilmu bela diri.
Menjelang pulang, aku memperoleh bekal sebilah pisau bertuah.
Saat gelisah aku bersemadi memohon petunjuk pada Tuhan
dan ketika tidur, aku bermimpi, kakek Aji Panalihan datang dan
memberi tahu agar aku segera datang ke istana Pagaruyung. Ia
mengatakan bahwa Ibu membutuhkan aku. Tanpa berpikir lagi
kami segera datang.”
Beberapa hari kemudian wajah Putri Bungsu kembali berseri
seperti sediakala. Ia tampak akrab berkawan dengan Rajo
Mudo. Tampaknya obat hatinya telah datang. Sutan Seri Alam
mengusulkan agar Sari Bulan dinikahkan dengan Rajo Mudo.
Ibunya menyetujui usulan itu. Tidak lama kemudian pernikahan
antara Putri Bungsu dan Rajo Mudo segera dilangsungkan.
Dua hari setelah perhelatan berlangsung, Sutan Seri Alam
mohon diri. Dalam perjalanan pulang, ia berniat singgah di
Kerajaan Muara Tais. Sutan Seri Alam memberi tahu Sutan Rajo
Sidi di Kerajaan Muara Tais bahwa Rajo Mudo telah menikah
dengan Putri Sari Bulan.
Setelah mengunjungi kerajaan Muara Tais, Sutan Seri Alam
sampai dengan selamat di Kerajan Rokan. Seluruh kerabat
menyambutnya dengan hangat. Raja bersyukur dan senang karena
negara dalam keadaan aman.
Raja Rokan yang bijaksana itu mulai mendidik putranya.
Kegiatan pemerintahan sedikit demi sedikit telah dipercayakan
kepada putra mahkota. Raja Seri Alam mengawasi dan membimbing
dari dekat. Perkembangan dan pengetahuan putra mahkota
mengalami kemajuan pesat. Ia adalah anak yang cerdik dan teliti.
Selain itu, ia sangat kritis dan tidak segan mempertanyakan
kebijakan ayahnya yang kurang dipahaminya.
56