Page 25 - Pengeran Indra Bangsawan
P. 25
“Bagaimana dengan nasib saudaraku? Jika kembali nanti
ke Negeri Kobat Syahrial, apa yang harus aku katakan kepada
Ayah dan Bunda?” pikir Pangeran Indra Bangsawan.
Ia sedih memikirkan saudaranya. Terlintas dalam
benaknya, saat mereka bermain bersama dan berlatih bersama.
Terlintas ketika Pangeran Syah Peri menghampirinya sambil
memberi sepotong kue.
Tiba-tiba, terlintas dalam benaknya perintah ayahnya.
“Aku harus mencari buluh perindu. Siapa yang dapat
memberi tahuku di mana buluh perindu berada? Mungkin di
dalam rumah itu aku dapat bertemu dengan seseorang yang
menyimpan buluh perindu,” kata pangeran.
“Rumah siapakah ini? Kalau melihat isi rumah ini, pasti
ada seseorang yang tinggal di negeri ini. Namun, sampai sejauh
perjalananku ini aku belum bertemu siapa-siapa,” pikir pangeran.
Pangeran Indra Bangsawan menyerahkan diri kepada
Tuhan Yang Mahakuasa. Ia berdoa, memohon petunjuk dan
pelindungan bagi dirinya dan keluarganya.
Tak lama kemudian, ia mendengar suara langkah yang
mendekatinya. Seorang nenek sudah berada di belakangnya.
“Siapa namamu, hai, Anak Muda!” tanya nenek dengan
lembut.
“Nama saya Indra Bangsawan, Nek,” jawab pangeran.
18