Page 27 - Pengeran Indra Bangsawan
P. 27
“Hai, mengapa engkau menangis, Pangeran. Apakah yang
engkau pikirkan?” tanya nenek.
Nenek itu menghampiri kamar Indra Bangsawan karena
ia mendengar suara isak tangis. Ketika mendengar suara nenek,
Indra Bangsawan kaget. Dengan gerakan cepat ia duduk di ujung
balai-balai itu.
“Maafkan saya, Nek. Saya telah mengganggu istirahat
Nenek. Tiba-tiba, saya teringat orang tua dan saudara saya, Syah
Peri,” kata Pangeran dengan muka sedih.
Pangeran Indra Bangsawan menceritakan pengalamannya
selama di dalam perjalanan. Nenek mendengarkan dengan
saksama.
“Lalu, apa yang terjadi? Bagaimana keadaan saudaramu
itu?” tanya nenek itu dengan rasa ingin tahu yang besar.
“Entahlah, Nek. Bagaimana keadaannya sekarang?
Apakah ia selamat atau tidak, saya tak tahu. Saat itu ketika cuaca
sudah terang saya langsung mencarinya. Namun, saya tak berhasil
menemukannya. Saya terus mencari saudara saya dan buluh
perindu, sampai akhirnya saya berada di rumah ini, Nek,” kata
pangeran.
20