Page 22 - Ujian Akhir Semester_Computational Thinking_Dhania Qisti Ramadhia
P. 22
2. Menurut pendapat Anda, dapatkah CT diterapkan pada mata pelajaran yang akan Anda
ajar? Penerapan CT dapat dilakukan baik pada metode atau bentuk pengajaran, soal-soal,
atau aktivitas lainnya di dalam kelas.
Answer: Menurut saya, Computational Thinking dapat diintegrasikan dalam mata
pelajaran di sekolah, terutama dalam konteks matematika. Ini dapat diintegrasikan
melalui pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning) dan
pembelajaran berbasis proyek (project-based learning). Dalam hal ini, Computational
Thinking membantu peserta didik untuk mengembangkan kebiasaan berpikir sistematis
dan menemukan solusi yang efektif, efisien, dan optimal saat menghadapi tantangan,
baik yang sederhana maupun kompleks.
Contoh Computational Thingking diintegrasi dalam mata pelajaran matematika bab
persegi dan persegi panjang yaitu: Dekomposisi, peserta didik diminta untuk membagi
tugas pada setiap anggota kelompok untuk mengukur langsung benda-benda di dalam
kelas. (misalkan 1 anggota harus mengukur 1 benda). Pengenalan pola, mengetahui pola
dalam mengetahui luas benda persegi dann persegi panjang yang ada di dalam kelas
dengan cara mengukur benda tersebut dan mengelompokkan sesyau dengan bentuknya
sehingga dapat dihitung dengan mudah. Abstraksi, peserta didik dapat menentukan
benda apa saja yang akan diukur dengan benda yang hanya berbentuk persegi dan persegi
panjang di dalam kelas. Algoritma, pertama peserta didik dapat menentukan benda apa
saja yang dapat diukur. Kedua mengelompokkan benda-benda tersebut sesuai dengan
bentuk yang sesuai yaitu persegi dan persegi panjang. Ketiga mengukur benda-benda
tersebut dan menuliskan ukuran panjang, lebar, dan sisinya. Terakhit menghitung luas
dari masing-masing benda yang telah diukur.
Selain itu, seorang guru yang menyusun perangkat pembelajaran juga melibatkan
Computatinal Thinking. Salah satunya saat menyiapkan media pembelajaran yang
interaktif bagi siswa. Pada fondasi Dekomposisi, guru dapat menguraikan permasalahan
menjadi lebih sederhana seperti melihat permasalahan dari budget, jumlah peserta didik,
dan gaya belajar yang beragam. Pada fondasi Pengenalan pola, guru perlu mengenal lebih
lanjut mengenai gaya belajar peserta didik untuk menentukan media yang tepat sesuai
kebutuhan. Pada fondasi Abstraksi, guru menganalisis bagian-bagian yang tidak relevan
seperti tidak perlunya guru memperhatikan latar belakang ekonomi dan ciri peserta didik
dikarenakan semua akan diperlakukan adil dan tidak berat sebelah. Pada fondasi
Algoritma, guru perlu melakukan observasi/wawancara/tes untuk menentukan gaya
belajar peserta didik. Kemudian guru menentukan bahan dan waktu yang digunakan
untuk membuat media agar lebih interaktif. Guru membuat pembelajaran interaktif
setelah mengetahui gaya belajar peserta didik.
15 2. Topik 1 Computational Thinking Dhania Qisti Ramadhia