Page 9 - modul perundungan
P. 9
al., 2019). Jika di bandingkan di Indonesia hanya ada beberapa model yang digunakan untuk
pencegahan kasus bullying seperti peningkatan self-esteem (8), design thinking (Calvo-Morata et al.,
2020), edukasi, poster, games (Yamin et al., 2018), buku saku bimbingan konseling (Pratiwi and Sahono,
2019), program nasional pencegahan perundungan (Roots) secara daring hanya sebatas kampanye anti
perundungan (Yubilia Keysinaya, 2022). Program ini hanya sebatas SMP dan SMA yang
pelaksanaannya difasilitasi oleh Unicef dan Yayasan Peduli Indonesia (Yubilia Keysinaya, 2022). Peneliti
juga mengembangkan program yang sebelumnya telah didanai dan sudah selesai tahap ujicoba dalam
bentuk aplikasi SIAP (Sistem informasi anti perundungan), dimana penelitian ini menjadi databased
siswa di Buleleng untuk pelaporan dan pengklasifikasian siswa (Megaputri et al., 2023). Sistem ini baru
diterapkan di Buleleng saja, sedangkan Kabupaten lain belum, sehingga pelaksanaannya secara global
bahkan di Indonesia khususnya Bali pengembangan aplikasi yang dapat mendeteksi jenis
bullying dan upaya pencegahan menggunakan kearifan local, seperti kearifan local satua Bali
berbasis Tat Twam Asi belum dilaksanakan. Tat Twam Asi adalah filosofi Hindu Bali yaitu artinya
Aku Adalah Kamu atau sebaliknya. Sehingga perundungan yang terjadi akan mengikis filosifi ini.
Perilaku bully terdiri dari pelaku dan korban dari tindakan tersebut. Namun seorang pelaku bully
merupakan seorang korban bully yang melakukan intimidasi dengan riwayat yang didapatkan
sebelumnya (Megaputri et al., 2021). Faktor lainnya sebagai pencetus adanya indikasi bullying adalah
factor sekolah, masyarakat, teman, keluarga, individu dan media (Yusmansyah and Mayasari, 2018),
(Nugroho, Handoyo and Hendriani, 2020), (Kusnandar, 2021). Apalagi Kabupaten Jembrana merupakan
salah satu Kabupaten dengan percampuran budaya, ras agama yang sangat jauh berbeda sehingga
sangat mudah terjadinya kasus perundungan/bully. Kejadian pembunuhan karena adanya kasus
penindasan sebelumnya juga pernah terjadi di Bali. Sampai saat ini belum ada alat atau aplikasi yang
dapat membantu jumlah pelaporan kasus bullying sehingga sulit dalam penanganannya.
Saat ini adik-adik akan memepelajari 6 modul selama pembentukan agen perubahan perilaku
meliputi :
a. Pengenalan Program (Modul ini)
b. Mengenal identitias dan kesadaran kelompok (modul 2)
c. Mengenal perundungan (modul 3)
d. Kepemimpunan dan Komunikasi efektif (modul 4)
e. Pendidikan anak sekolah dasar (modul 5)
f. Kesepakatan siswa anti perundungan (modul 6)
Seluruh modul ini akan diberikan kepada seluruh siswa yang terpilih menjadi agen perubahan
perilaku dan akan menjadi role model untuk teman-teman sekelasnya bahkan teman-teman di seluruh
5 | M O D U L A G E N P E R U B A H A N P E R I L A K U M E N G G U N A K A N M E D I A
A N I M A S I S A T U A B A L I